Muatan Kapal MFO Milik Hj Usni Abu Bakar “Tumpah” Diduga Cemari Perairan Belawan, Publik Masih Menunggu Sangsi Hukum !

Lintas SUMUT1,341 kali dibaca

Lintas10.com, Belawan – Empat belas hari sudah sejak peristiwa kapal pengangkut Marine Fuel Oil (MFO) milik Hj Usni Abu Bakar “tumpah” diperairan laut belawan hingga diduga mencemari perairan.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumut mengatakan masih menunggu hasil Laboratorium sample air yang diduga tercemar minyak hitam.

Hal ini ditegaskan Kabid DLH Sumut, Akmal Syahputra menjawab Lintas10.com terkait hasil uji Lab yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu.

Akmal Syahputra menerangkan bahwa pihaknya bersama Gakkum KLHK Sumut telah turun ke lokasi untuk mengambil sample pembanding

” Belum keluar (hasil LAB-red) tanggal 20 saya dengan Gakkum KLKH bersama – sama untuk turun pengambilan sampel air kedua, sebagai pembanding, dan evakuasi sudah selesai” terang Akmal Syahputra, Kamis (25/01).

Sementara itu, pihak Humas Manager Regional I Belawan, Chairul Aulia terkesan tertutup terhadap wartawan mengenai peristiwa ini. Terbukti kontak wartawan yang gencar mempertanyakan mengenai peristiwa kapal nyaris oleng dan diduga mencemari laut belawan itu diblokir oleh Chairul Aulia.

Perusahaan besutan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu dinilai salah memposisikan jabatan humas yang diemban oleh Chairul Aulia. Pasalnya ia tampak tertutup untuk melayani pertanyaan awak media, ada apa?

Dipertanyakan terkait pemblokiran tersebut dengan nomor yang berbeda, Chairul Aulia menjawab ia sedang diluar kota dan sebentar lagi sudah pensiun.

” Tanya sama Humas yang baru, aku ga lagi berkegiatan karena bulan depan sudah pensiun. Saat ini lagi diluar kota dengan Keluarga. Apa yang mau ditanggapi, aku ga mengikuti perkembangan. Oke ya ” sanggah Aulia.

Sementara itu, tanggapan berbeda diberikan oleh Ifan KSOP Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Belawan mengatakan selama penanganan kapal muatan MFO atau minyak hitam yang tumpah ke perairan laut mengatakan tidak menemukan kelalaian atas peristiwa tersebut.

Baca Juga:  78 Tahun Sudah Merdeka, Di Kabupaten Samosir Ternyata Masih Ada yang Belum Tersentuh Listrik

Klaim KSOP tersebut diduga mengaburkan fakta lapangan. Pasalnya pernyataan KSOP disertai foto lama dan malam hari dikirimkan kepada kru awak media sehingga tidak terlihat jelas air yang menghitam akibat tumpahan minyak ratusan ton itu.

“Tumpah dan sudah di blok area, ini fotonya pak” ujar Ifan kemarin.

“Tidak ada kelalaian. Murni musibah aja” kata Ifan lewat pesan tertulis menjawab kru awak media.

Tentu saja informasi yang diberikan oleh KSOP Humas Kantor Kesyahbandaran Utama Pelabuhan Belawan sedikit berbeda dengan informasi dilapangan.

Informasi yang dihimpun dari narasumber yang meminta namanya agar dirahasiakan menuturkan, kapal SBHM-1 milik rekanan pertamina yakni PT Munasindo Mandiri Sejahtera. Dalam keterangannya, ia juga menyampaikan, seharusnya kapal diduga hanya mampu dengan kapasitas 250 Ton namun diisi muatan 400 Ton hingga mengakibatkan kapal karam.

” Kapal ini seharusnya muatan 250 ton, namun dipaksa 400 ton, maka karam dia” ujar sumber, Senin (15/01/2024).

Amatan wartawan dilokasi, permukaan air laut menghitam dipenuhi cairan MFO. Para pekerja sedang berupaya menyiram MFO menggunakan cairan Chemical.

” Itu disemprot menggunakan cairan Chemical pak, seperti penghancur karat besi gitu ” jelasnya dilokasi.

Amatan wartawan lainnya dilokasi, juga terdapat mobil tangki pengangkut Bahan Bakar Minyak (BBM) diduga tidak sesuai Standar Prosedur Operasioanal (SOP) resmi.

Pasalnya, mobil – mobil tangki disepanjang dermaga 203 tidak seperti mobil tangki pengangkut BBM pada umumnya. Mobil tangki terlihat tidak bertuliskan Pertamina dengan warna khas merah putih dan berlabel pertamina. Hal ini pun diduga ada unsur kelalaian pengawasan dari pihak terkait. (Ly).

 

 











Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses