Lintas10.com, Sunggal – Warga Desa Purwodadi tegaskan MOSI tidak percaya terhadap penganggaran Dana Desa (DD) yang digelontorkan untuk Ketahanan Pangan (Ketapang) yang dinilai tidak tepat sasaran.
Olehnya, warga meminta data jumlah penerima dan manfaatnya untuk masyarakat agar dibuka ke publik. Pasalnya, warga yang enggan dicatut namanya dalam pemberitaan mengatakan sejumlah bibit yang bakal disalurkan banyak yang bermatian sebelum diterima oleh warga.
” Ada dugaan uang Dana Desa yang diperuntukkan untuk Ketahanan Pangan sia – sia. Kita minta buka – bukaanlah, uang tiga ratusan juta itu, bibit apa saja itu dan mana nota pembelian bibit itu dibuka ke publik. Warga juga berhak mengawasi penggunaan dana desa ini karena peruntukannya buat masyarakat ujar sumber, Selasa (06/02/2024).
Narasumber menambahkan sejumlah program Ketahanan Pangan (Ketapang) mulai dari pembibitan tanaman cabai, bibit ikan lele serta bibit ayam ditumpuk dirumah Sekretaris Desa (Sekdes) tanpa melibatkan Kepala Dusun (Kadus).
” Bibit cabai ditumpuk dirumah sekdes, bibit ayam tidak tau dibagi kemana. Bibit lele juga dibeli dari pasar yang sudah layak konsumsi tanpa melibatkan Kepala Dusun ( Kadus)” beber sumber, Sabtu (03/02) kemarin.
“Lele bukan bibit tapi induk lele. Itu pun Fiber bak lele berbocoran di kembalikan barangnya nggak tahu kemana. Bibit cabe banyak layu tak tersalur, bibit ayam diduga dijual kembali” terang Sumber.
Untuk diketahui, Desa Purwodadi mendapat Alokasi Dana Desa pertiap tahun sebesar 2,195,301,000., (Dua Miliar Seratus Sembilan Puluh Lima, Tiga Ratus Satu Ribu Rupiah ) terdiri dari bagi hasil pajak : 252, 482,000., dan Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar 608,700.000.,
Tanggapan Sugiatno Kepala Desa Purwodadi, Kecamatan Sunggal “Ogah” Beberkan Data Warga Penerima Bantuan Ketapang
Sugiatno mengklaim bahwa bibit tanaman wajar jika bermatian.
“Yang namanya tamanan itu mati itu wajar, yang kita distribuskan kepada masyarakat baiklah. Kalau kita distribusikan kepada masyakat tak dirawat ya matilah, gak disiram tak dipupuk ya matilah” kilah Sugiatno, Selasa (06/02/2024).
Disinggung terkait tanaman sebelum diserahkan kepada warga telah bermatian dan diinformasikan warga bibit baru disalurkan setelah viral dalam pemberitaan.
” Jangan salah – salah bang, informasinya harus akurat bang, tidak ada disalurkan tahun 2024, bantuan 2023 sudah selesai semua itu. Semua penerima juga sudah selesai dan dokumentasinya juga kita buatkan. Program bantuan ketahanan pangan yang dimonopoli oleh sekdes, gak betul itu, semua melalui kadus, ujarnya menjawab Lintas10.com.
Tambahnya, terkait penerima bibit ayam semua foto penerima ada nama – nama juga ada klaim Sugiatno. Disinggung kembali terkait pernyataan warga yang dilengkapi berupa data bibit yang bermatian didalam wadah polibet, dipertanyakan apakah pernyataan Sugiatno dapat dilengkapi juga berupa data yang ia maksud?
” Nama – nama penerima warga itu ada, foto – foto warganya juga ada. Banyak kali penerima polibetnya juga banyak, penerimanya juga seribu banyak tak mungkin kami berikan datanya. Mana mungkin awak kasih itu awak tidak dikantor, nantilah kita pelajari dululah full datanya. (Ly).