Lintas10.com,PEKANBARU-Kepala Badan Intelijen Negara Daerah Riau (Kabinda Riau) ,Membuka suara terkait pemulangan Neno Warisman, pada saat kunjungan nya Sabtu,(25/8/2018) lalu ke pekanbaru, aksi penghadangan Neno oleh sejumlah masyarakat di pintu keluar bandara SSK II.
Hal ini di sampaikan, Rachman Haryadi Sebagai Kabinda Riau, pada saat acara Rapat Kordinasi Forkopinda dan Kepala Daerah se Provinsi Riau Kemarin, Selasa (4/9/2018).
Kabinda, mengutarakan kronologi atas pemulangan neno warisman (presidium Tagar #2019gantipresiden) ke jakarta.
“Kita tidak ingin terjadi teror seperti di negara Afganistan, Pakistan, Suriah dan negara lain, (ini fakta) pembom memanfaatkan situasi seperti di mesjid-mesjid dan tempat keramaian,” ujar KABINDA.
“Saya bukan tidak senang dengan partai, saya bukan tidak senang pada dia (Neno), saya bukan tidak senang juga dengan partai pendukung, saya tidak senang kalau terjadi kekacauan di Riau,”katanya.
“Kita lihat perbandingan kisruh yang terjadi seperti di Negara Pakistan dan Afganistan dengan keadaan ini, yang membedakan hanya tempat dan keadaan. tapi pada saat suasana mengambil keputusan itu sama,” katanya.
“Di sini saya yang punya keputusan ini tugas saya. kalau kita hanya kasihan pada satu orang, itu manusia banyak yang menjadi korban nanti nya.
kita tidak mungkin membiarkan itu terjadi, jika itu terjadi, teman-teman Kepolisian akan kena TNI juga akan kena, dan yang di benturkan adalah masyarakat dan aparat,” sebut KABINDA.
“Ingat, rekan-rekan kami dari Kepolisian TNI itu dari sore hingga malam mereka sudah capek dan mereka punya senjata, pihak penjemput sudah sekian jam capek, pihak penolak juga sudah capek,”sebutnya.
Nah, kalau LAM (Lembaga Adat Melayu) itu ikutan juga, dan kalau ada satu orang saja memprovokasi bisa merubah suasana apa yang terjadi, kalau itu yang di inginkan.