Opini : (Maman Wiharja – Wartawan Senior di Pangkalan Bun- Kalteng )
SEIRING dengan masuknya wabah dahsyat, siap menyerang ke Indonesia yakni virus corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang menyerang sistem pernapasan.
Justru sejumlah wakil rakyat di DPR RI,cq Badan Legislasi DPR RI,pada pertengahan Februari 2020 disaat wabah virus corona mulai berinkumbasi di santero Nusantara Indonesia,malah sibuk menggelar rapat Rancangan Undang-Undang Haluan Idiologi Pancasila (RUU HIP).
Bahkan pada April 2020,bukan dengan istilah nama rapat RUU HIP tapi sudah menggunakan nama Rapat Panitia Kerja (Panja) RUU HIP ,dan rapatnya juga di DPR RI secara tertutup. Kata,Inosentius Samsul,Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang Badan Keahlian Dewan Inosentius Samsul, yang dilansir hampir semua media cetak, online, elektronik di Indonesia.
Singkat cerita, pengamatan penulis setelah mencuat kepermukaan RUU HIP maka,Indonesia jadi heboh karena hampir semua elit politik maupun elit birokrasi ‘angkat bicara’,dengan nada kebanyakan kontra, terhadap RUU HIP.
Karena kalangan para tokoh agama, dan elemen masyarakat, banyak yang tidak mendukung dengan adanya RUU HIP tersebut, termasuk penulispun ‘tidak sudi’ kalau RUU HIP disetujui DPR RI.
Dengan munculnya RUU HIP tersebut, pengamatan penulis di prediksi merupakan ‘dagelan politik diakhir zaman’.
Mari kita simak, bahwa Haluan Idiologi Pancasila, selama ini di Indonesia adem-ayem tidak pernah ada yang mengutak-ngatik. Bahkan semakin kokoh dan kuat untuk pemersatu suku bangsa, dan agama,sehingga NKRI semakin Jaya.
Namun entah gimana, tiba-tiba dari sekelompok elit politik tertentu di DPR RI telah menggelar Panja RUU HIP. Pengamatan penulis,Panja RUU HIP yang telah digelar di DPR RI ,adalah merupakan ‘Dagelan Sejumlah Politik Diakhir Zaman’.
Dimana, sekelompok elit politik tertentu di DPR RI diduga keras sengaja ‘mengompori’ dengan memunculkan rencana Halian Idologi Pancasila (HIP) akan dirubah, disaat penyebaran virus corona inkumbasinya akan semakin dahsyat .
Kemudian disaat para elit politik,birokrasi lainnya dan para tokoh agama, ormas lainnya serta tokoh elemen masyarakat semua mengatakan “ ‘TIDAK SETUJU’ TERHADAP RUU HIP yang sempat diwarnai semakin memanasnya suhu politik di Indonesia khususnya di Jakarta.
Maka,mereka yang menggagas RUU HIP, di luar Senayan, bakal tepuk tangan dan terawa terbahak-bahak. Namun demikian,bagi mereka yang menggagas RUU HP, pengamatan penulis merupakan ‘Dagelan Sejumlah Elit Politik Diakhir Zaman”, yang saat ani harus segera ‘tumbang’ sampai keakar-akarnya.
Karena disaat situasi pandemic covid 19 masih belum berakhir dan kondisi politik belum ‘meledak’. Untungnya Pemerintah memutuskan untuk tidak membahas Rancangan Undang-undang (RUU) Haluan Ideologi Pancasila yang menjadi inisiatif DPR RI.
Seperti dilansir ‘Suara Com’ Selasa 16 Juni 2020. Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun menyempatkan diri untuk membicarakan keputusan pemerintah tersebut ke sejumlah organisasi masyarakat berbasis Islam.
Perbincangan itu dilakukan Ma’ruf bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah beserta Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md di rumah dinasnya, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.
Kemudian menyusul, Mahfud MD,dalam keterangan persnya Selasa,16 Juni 2020. “RUU tersebut adalah usul inisiatif DPR yang disampaikan kepada pemerintah. Dan sesudah presiden berbicara dengan banyak kalangan dan mempelajari isinya, maka pemerintah memutuskan untuk menunda atau meminta penundaan kepada DPR atas pembahasan rancangan undang-undang tersebut,” kata Menkopol hukam Mahfud MD, yang dilansir VIVAnews.
Disaat panedmi covid 19 ini, mari kita mensyukuri dari yang terkecil yang sering kita lupakan, yakni mensyukuri kepada Allah SWT Tuhan YME bahwa hari ini kita Alhamdullilah masih bisa hidup dan diberi kesehatan. Dan,mari kita kompak perkokoh NKRI,agar pembangunan di Indonesia semakin berkembang dan menyentuh kepada rakyat. Semoga.