Labusel, lintas10.com- Puluhan ormas yang tergabung dalam aksi tolak Rancangan Udang-Undang Haluan Idiologi Pancasila (RUU HIP). mereka kompoi ke gedung DPRD selesai sholat jumat di mesjid jami, sebelumnya beberapa perwakilan ormas berorasi dibundaran jalan Bukit selama satu jam dan langsung bergerak ke gedung DPRD Labusel di Sosopan Jumat (10/07/2020).
Adapun ormas yang tergabung aksi penolakkan RUU HIP tersebut antara lain Satma PP Ketua Ilham Daulay SHi, PAC PP Kotapinang Ketua Ramli Nasution, KBPPPolri Resor Labusel Candra Siregar, KOTI PP ketua Anas, MRI ketua Indra, GP Anshor, Gamki, Pemuda Alwasiyah, PPM Ketua Jhon Piter, MUI Kotapinang Ust M Thorik dan masyarakat Labusel khususnya Kotapianang
Bukti penolakkan masing-masing perwakilan dari ormas melakukan pembubuhan tandatangan delekrasi solidaritas penolakkan RUU HIP di atas spanduk akan dikirim ke gedung DPRI-RI Senayan di Jakarta.
Seperti orasi ketua Satma PP-LS Ilham Daulay SHi Pancasila sudah final buat apa lagi dirubah menjadi tri sila ataupun eka sila tidak ada gunanya, itu hanya akan menjadikan masyarakat Indonesia menjadi negara Komunis, saya tegaskan “Pancasila Abadi NKRI Harga Mati”
Begitu juga Ketua PAC PP Kotapinang Ramli Nasution menegaskan siapa yang berani merubah Pancasila yang sudah terparti dari warisan leluhur pejuang dari Ulama, Kyai, Pemuda intinya, “Kami menolak RUU HIP karena Pancasila sudah melekat di dada kami,” katanya.
Begitu juga orasinya Yazid Alvaro aktivis jangan lagi lanjutkan pembahasan RUU HIP di gedung senyan tersebut, dia bermotto “kami bangga menjadi musuh PKI” siapapun yang ingin merubah Pancasila berhadapan dengan Pemuda Pancasila dan komunis tidak boleh hidup dan tumbuh di Indonesia.
Yazid masuk menerobos pintu gedung DPRD yang sudah tiga jam berorasi di depan gedung DPRD karena tidak adanya satu Dewanpun menanggapi orasi mereka, selesai tolak menolak ketua DPRD-LS Edy Parapat keluar didampingi Kapolsekta dan Sekwan.
Ketua dewan tidak bisa menandatangai delekrasi penolakkan RUU HIP diatas spanduk berukuran satu kali tujuh meter dan mengatakan, “Saya bukan tidak mau menandatangani tapi saya harus rapatkan dulu bersama pimpinan yang lain”
“Kalau pribadi saya jelas menolak RUU HIP karena orang tua saya dulunya adalah penganyang PKI di Hajoran dan piagam ada dirumah,” kata Edy.
“Insyah Allah, selesai saya berkoordinasi dengan pimpinan yang lain, saya akan panggil adik-adik ke gedung DPRD- LS, kita buat sama-sama yang terbaik untuk NKRI ini,” katanya.
Selesai berorasi dan menyuarakan isi hati masyarakat Labuhanbatu Selatan terkhusus Kecamatan Kotapinang, ditutup oleh doa yang disampaikan perwakilan MUI Ust Thorik Tambak (Candra Siregar)