Lintas10.com, SIAK- Kisah memilukan seorang penjaga sekolah di kecamatan bungaraya kabupaten Siak yang sudah mengabdi puluhan tahun namun di usianya yang masuk senja itu justru berakhir pada nasib yang kurang beruntung. Bagaimana tidak meskipun sudah mengabdi tidak juga kunjung ada pengangkatan sebagai PNS sebagai mana yang ia harapkan. Nurhasan (67) yang seharusnya menoreh atau menikmati pensiunan dihari tuanya, kini justru kebalikannya, berahir dengan pensiun yang tak jelas statusnya, dan terpaksa kembali kekehidupan yang keras dengan membanting tulang sebagai buruh tukang cangkul dan menarik gerobak milik orang lain. Meskipun sebelumnya ia mengalami kaki sakit dan sempat dioperasi di rumah sakit, saat ini bekas nya masih menimbulkan rasa sakit.
Ketika pemerintah Kecamatan Bungaraya mengadakan upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lapangan Sri Wangsa kemarin, Nurhasan di undang untuk menerima penghargaan dari Camat Bungaraya, yang dinilai dirinya telah mengabdi dipemerintah dan telah pensiun bersama guru-guru bersama kepala sekolah se-Kecamatan Bungaraya , sehingga membuat peserta upacara menjadi kaget karena selama ini Nurhasan belum pernah diangkat sebagai PNS, namun sudah pensiun.
” Ya, saya memang diundang di upacara Hardiknas kemarin untuk mendapatkan penghargaan kalung bunga dari pakcamat, namun saya sendiri tidak tau pensiun seperti apa yang saya terima, karena selama ini setelah saya dikeluarkan dari kerja, saya tidak pernah menerima gaji dan uang pesangon, jadi sekarang saya kembali bekerja sebagai petani menyangkul disawah,” kata pria tua ini mengungkapkan.
Setelah dirinya tidak dipekerjakan lagi di SMP Negeri 01 Bungaraya. Ia mengalami kesulitan perekonomian karena sumber matapencaharian selama ini sudah hilang meskipun gaji nya yang tidak seberapa.
“Saya sempat kaget ketika tidak dipakai lahi bekerja sebagai penjaga sekolah kabar itu didapat ketika saya pulang dari operasi. untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari sekarang menjadi buruh menyangkul di lahan orang lain,”ungkapnya.
Senada juga diungkapkan Suryati (50), istri Nurhasan yang selama ini membantu suaminya bekerja di sawah dan buruh ditempat orang lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
” Suami saya kerja di SMPN 1 Bungaraya dari mulai gaji 45 ribu perbulan sampai tahun 2014 kemarin, namun nasib kami tetap saja seperti ini tidak ada peningkatan, malah makin terpuruk. Bagaimana tidak terpuruk, waktu suami saya dikeluarkan, suami saya habis sakit, rumah belum punya, cadangan beli rumah juga tidak ada kerena habis operasi,”ungkapnya dengan meneteskan air mata dirumah kediamannya.
Beruntung ada yang mau menampung kata Suryati warga bungaraya yang memberikan tumpangan rumah.
“Kami sangat beruntung walaupun saat ini kami kesulitan mencari ekonomi namun kami punya rumah sendiri berkat bantuan pak Busari mantan kepala sekolah yang saat ini sudah pensiun,”katanya.
Nasib yang menimpa Nurhasan juga mendapat respon dari pegawai Kecamatan Bungaraya, para pegawai dan guru yang pernah sekolah di SMP Negeri 01 Bugaraya juga merasa kaget dengan diperhentikan dan di pensiunkan Bapak Hasan dalam keadaan masih belum PNS.
“Masih mengenyam di SMPN itu saya masih ingat pak hasan sudah bekerja namun kok sampai sekarang tidak diangkat sebagai PNS,” ujar salah satu warga sekitar mengungkapkan puluhan tahun lalu.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak Kadri Yafis melalui Kepala Sekolah SMP Negeri 01 Bungaraya Afrizal saat dikomfermasi Haluan Riau mengatakan bahwa, itu sudah keputusan atasan dan tidak bisa diganggu gugat.
” Ya kita tidak bisa berbuat apa-apa, nama pak Nurhasan sudah masuk di BKD Siak, tapi lantaran tidak ada ijasah, makanya tak bisa diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil,” tandas Afrijal. (Sht/to)
