Lintas10.com (SIAK) – Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama RI, Prof. Abdul Djamil bertandang ke Istana Siak di Kota Siak, tadi siang. Dia berdecak kagum setelah keluar dari istana bikinan Sultan Syarif Hasyim pada 1889 itu.
“Ini kali pertama saya melihat peninggalan kerajaan yang sangat lengkap. Bahkan alat music keluaran Abad ke-19 pun masih bisa dimainkan,” cerita Djamil saat keluar dari pintu istana itu. Dia ditemani Kepala Kanwil Kemenag Riau Tarmizi Tohor dan Kepala Kemenag Kabupaten Siak, Muharom.
Sementara di banyak kerajaan masa lalu kata Djamil, puing-puingnya saja yang kelihatan.
“Kerajaan Demak yang pernah menyerbu Malaka untuk melawan Portugis, puing-puing nya pun tak kelihatan lagi,” ujarnya.
Semua yang ada di istana tadi kata Djamil, menjadi sangat penting untuk generasi mendatang.
“Jangan sampai generasi mendatang tidak bangga dengan kejayaan masa lalu. Lantaran itu, kita musti punya rasa memiliki untuk merawat itu semua. Sebab ini adalah khazanah masa lalu yang nilainya sangat luar biasa,” katanya.
Habis meresmikan Sistim Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) dan asrama haji, Djamil datang ke istana itu. Mula-mula dia melihat diorama rapat sultan dengan petinggi istana di bagian depan.
Kemudian meja makan permaisuri yang terbuat dari Kristal juga dia tengok. Yang membikin dia takjum adalah saat melihat lemari besi hitam di bagian dalam istana. Sebab sudah lebih dari seratus tahun lemari itu bergeming di sana. Tak ada yang bisa membuka.
Dari lemari besi itu, Djamil kemudian melongok alat lemari music bikinan Jerman yang teronggok di bagian dalam sebelah kiri istana. Zainuddin, juru kunci istana langsung mengengkol alat musik yang cuma dua unit di dunia itu. Sontak instrument composer Mozart berpendar ke seantoro dalam istana. “Luar biasa,” gumam Djamil. (Sht)