Lintas10.com, Nisel – Memasuki bulan ke tiga misteri pembunuhan yang terjadi di Desa Togizita Kecamatan Hilimegai Kabupaten Nias Selatan (Nisel) belum menemui titik terang.
Diketahui, korban atas nama Anima Ndruru als I.Suani Ndruru diduga menjadi korban pembunuhan di perkebunan karet miliknya di Desa Togizita pada hari Sabtu
10 September 2022 lalu, sekitar pukul 20.00 wib.
Keterangan diperoleh awak media dari keluarga korban Petrus Atuloo Nduru mengatakan peristiwa tragis ini terjadi dilahan kebun milik mereka.
” Pada saat peristiwa itu, saya disuru mama saya menderes karet untuk campuran getah yang mau di kumpulkan. Sementara mama menuju kebun Kapulaga sambil bawa bekal” ucap Petrus, Rabu (30/11/2022).
Lanjutnya, sekitar pukul 13.00 wib sesudah makan siang Anima Ndruru ( korban ) mengarahkan anaknya Petrus Atuloo Ndruru untuk kembali sebentar ke rumah untuk perbaiki kandang ternak. Tidak lama berselang, Petrus balik lagi ke ladang dan masih melihat orang tuanya (korban) duduk sambil makan sirih kata Petrus Atuloo Nduru.
” Saya di arahkan mama saya untuk mengumpul getah yang sudah saya deres, sementara mama pergi mengumpulkan buah coklat” kenangnya.
Lanjutnya, pada pukul 17.00 wib sore hari setelah selesai ngumpulkan getah Karet Petrus Atuloo Ndruru memanggil ibunya untuk persiapan pulang namun tidak ada jawaban dari Korban, dicari di tempat lain juga korban tidak ada jawaban.
Melihat ibunya tidak ada menyahut, pada pukul 18.00 wib sore hari, Petrus berinisiatif untuk pulang ke rumah lebih awal, ditengah perjalanan dari ladang Petrus Atuloo Nduru sempat bertemu dengan dua orang anak yakni inisial Blas Laia dan Mndln NS Buulolo. Tidak jauh dari tempat tersebut anak korban Petrus Atuloo kembali bertemu dengan dua orang yakni inisial nama Ama AG Laia dan Ama YF Buulolo, tak menaruh curiga lantas Petrus pun bergegas pulang kerumah. Akan tetapi, sesampainya dirumah ternyata ibunya belum juga ada dirumah.
Melihat orang tuanya tidak ada di rumah menjelang magrib, Petrus Atuloo kembali ke ladang dengan berbekal senter.
” Sampai di kebun saya teriakin mama namun tidak ada sahutan, saya berjalan mencari dan di daun kweni saya melihat ada percikan darah dan potongan rambut yang terputus. Saya ikuti sekitar 20 meter dari situ saya lihat mama saya terbaring dengan penuh lumuran darah dengan kondisi tangan sudah nyaris terputus” ujar Petrus Atuloo Nduru.
Setelah kematian orang tuanya tersebut, terdengar desas desus bahwa pada saat kejadian ada mendengar suara teriakan korban meminta tolong.
” Ada orang pencari ikan pada saat itu mendengar teriakan mama saya meminta tolong tepatnya pukul 16.00 wib. Ada teriakan mama panggil nama saya, saya dibunuh… ” ucap Petrus menirukan ucapan almarhum ibunya.
Keluarga korban, berharap pelaku segera ditangkap untuk memberikan keadilan agar almarhum orang tuanya dapat tenang. Kalau dapat pelakunya agar diganjar hukuman yang setimpal ucap keluarga korban yang menaruh harapan kepada Kepolisian setempat.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek Lolowau AKP A.M.Purba,SH menjelaskan pihaknya sudah bekerja secara profesional katanya.
“Keterangan pertama dan ke dua ada perbedaan yang intinya kami tindaklanjuti. Perihal identitas pelaku kami sudah mengantongi atau mencurigai berharap bersabar kami kerja secara profesional jangan karena desakan kami salah nanti kami bisa dipraperadilkan” tandas AKP A.M.Purba,SH ketika berbincang dengan Lintas10.com dalam sambungan celular.
Tambahnya, pihaknya sudah bekerja sesuai topoksi dan bekerja harus hati-hati, berdasarkan penyidik kami harus ke TKP dulu untuk menyesuaikan waktu, yang pasti kami tindaklanjuti terangnya.
Dugaan sementara kami sudah mengantongi namanya kita untuk melakukan penahanan minimal dua alat bukti dan itu sedang kita kumpulkan karena banyak saksi – saksi tidak sesuai fakta dilapangan tutupnya. (Ly).








