Dugaan Kekerasan Psikis terhadap Siswi di SMP N7 Berbuntut Panjang, Begini Penjelasan dari Disdik Deliserdang

Deliserdang3,023 kali dibaca

Lintas10.com, Deliserdang – Adanya dugaan kekerasan psikis yang dilakukan oknum Guru Olah Raga SMPN7 inisial IR (pria) terhadap sejumlah Siswi berbuntut panjang.

Korban DFA semenjak peristiwa tersebut enggan untuk bersekolah dan mengurung diri dalam kamar.

Bukan hanya itu, korban juga mengalami bully dan kata – kata tidak pantas dari teman sekolahnya.

Dilokasi sekolah SMP Negeri 7 Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera ditemui awak media Kepala Sekolah (Kepsek) Mulaidi didampingi Wakepsek Sugeng Wahyudi menuturkan bahwa tindakan dari oknum Guru Olah Raga tersebut diluar jam sekolah katanya.

” Pengakuan Guru olah raga IR membentak murid secara keseluruhan akibat tidak salat. Tapi ternyata anak – anak berhalangan atau menstruasi” ucapnya, Senin (27/02/2023).

Tambahnya atas adanya perlakuan oknum Guru tersebut pihak sekolah menyerahkan hal ini ke Dinas Pendidikan Deliserdang, karena bukan kapasitas sekolah memberikan hukuman kepada oknum Guru tersebut.

Untuk murid – murid yang melakukan perkataan bully sudah diberikan teguran agar tidak mengulanginya lagi. Sebanyak 20 orang siswa – siswi yang melakukan bully melalui media sosial dipanggil pihak sekolah SMP N7 Percut Seituan untuk dilakukan pembinaan.

Terpisah, Kepala Bidang GTK Dinas Pendidikan Deliserdang, Dr. Jumakir M, Pd saat dikonfirmasi mengintruksikan kepada Kepala Sekolah SMP N 7 Percut Seituan untuk segera melakukan penyelesaian secara bijaksana.

“Saya konfirmasi ke Kepala sekolah untuk menyelesaikannya dengan bijak, dengan motto selesaikan masalah tanpa masalah,” jelasnya di Kantor Dinas Pendidikan Deli Serdang.

Hal senada juga dijelaskan oleh Ketua Komisi Perlindungan Anak Kabupaten Deliserdang, Junaidi Malik, dirinya meminta kepada Dinas Pendidikan Deliserdang untuk meminta asesmen kepada pihak kepala sekolah, guru, orang tua murid serta murid yang mengalami kejadian tersebut.

Baca Juga:  Wajah Penegakan Hukum di Wilkum Polsek Sibiru - biru " Buram," Mampukah Kombes Hendria Lesmana Memperbaikinya?

“Minta pihak guru dan kapala sekolah klarifikasi, baru nanti kita buat assessment dan berita acara. Keterangan – keterangan yang sudah kita dapatkan, baru nanti kita ketemu dengan anak yang menjadi korban dan orang tua masing – masing, supaya jelas, keterangan dari diduga pelaku dan anak korban,” jelas Junaidi.

Diberitakan sebelumnya, oknum Guru di Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri 7 Percut Sei Tuan, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara diduga lakukan kekerasan terhadap siswinya pada hari Rabu (22/02/2023).

Orang tua siswi bernama Rudi mengatakan keberatan atas adanya aksi perkataan kasar oknum guru olah raga berinisial nama IR (pria) yang mengakibatkan anaknya terganggu mental dan psikisnya. Korban inisial A (13) mendapatkan perlakuan dugaan kekerasan maupun intimidasi dari oknum guru tersebut diluar jam belajar.

Kepada wartawan Rudi menuturkan terkejut mendengar anaknya menangis sewaktu pulang dari sekolah.

“Anak saya tak pernah saya pukul apalagi membentak, ini anak saya trauma akibat dipukul pada bagian kepala dan bentakan dari oknum guru tersebut ” ungkap Rudi dikediamannya, Rabu (22/02/2023).

Tambahnya, ia menceritakan awal mula oknum guru olah raga yang diduga melakukan kekerasan sewaktu anaknya disuruh untuk salat.

“Awalnya anak saya disuruh guru olah raga untuk salat, tapi dijawab lagi menstruasi Justeru oknum guru tersebut mengamuk dan mengatai bahwa ia tau wanita haid apa tidak” katanya menirukan ucapan putrinya itu.

Rudi menegaskan dalam hal ini sebagai seorang tenaga pendidik, tidak etis jika oknum guru berjenis kelamin laki – laki mengurusi urusan wanita. Bagaimana orang halangan dipaksa untuk salat? bebernya.

Siswi inisial A yang semestinya mendapat perlindungan di tempat ia menimba ilmu malah menjadi trauma, akibat sejumlah nada ancaman yang dilontarkan oleh oknum guru olah raga tersebut.

Baca Juga:  Tuntutan Penjara Kasus Bos Judi Online Apin BK sama dengan Maling Ayam

Kepada wartawan A menuturkan kenapa gak solat pada saat disuruh oknum guru olah raga tersebut diakibatkan sedang haid.

“Diumumkan bapak itu lewat mikropon untuk murid – murid solat, kami tidak salat karena menstruasi. Ngamuklah bapak itu dibentak – bentak kami. Jadi kami salat sambil nangis. Diancam gak boleh ikut mata pelajaran olah raga. Kemarin ada juga anak didik gak salat dipukul pakai kayu” ucap siswi yang meminta namanya agar dirahasiakan itu.

Lanjut siswa tersebut merasa kaget dibentak oknum guru olah raga itu. “Kalian islam atau kristen kata bapak itu, saya bisa bedakan wanita haid apa tidak katanya. Kami ketakutakan ujar siswi tersebut yang berhasil diwawancara awak media. (Ly)











Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses