Warga Kaget Diduga Ada Setoran Seratus juta lebih Tiap Bulan Dari PT.Kimia Tirta Utama ke Yayasan Islamic Center Siak

Hukrim10,173 kali dibaca

Siak, lintas10.com – Nizam Selaku Direktur Yayasan Islamic Center akui terima Rp 150 juta perbulan dari PT.Kimia Tirta Utama (KTU) perusahaan perkebunan Astra Agro Lestari Group hasil dari lahan yang diberikan perusahaan yang beroperasi di Kotogasib tersebut.

Hal itu disampaikan Ustad yang juga menjabat sebagai Sekretaris MUI Kabupaten Siak kepada media ini saat di konfirmasi Jumat (23/6/2023) lalu.

“Lahan itu kami kelola dan perbulan terima 150 juta dari PT.Kimia Tirta Utama,” ujar Nizam yang juga alumni Kampus Malaysia ini.

Dikatakan Nizam, uang itu di pakai untuk keperluan operasional sekolah juga menggaji guru pengajar.

“Karena kita kekurangan dana makanya dicarikan solusi oleh Bupati dan Wakil Bupati Siak, PT.Kimia Tirta Utama bersedia membantu dari kebun kelapa sawitnya,” katanya.

Sementara itu ketika di tanya apa dasarnya hanya Islamic Center yang berhak mendapatkan anggaran sebesar itu dari perusahaan Nizam berdalih Sekolah yang dikelola milik Pemerintah Daerah Siak.

“Ini sekolah kan milik Pemerintah Daerah Siak,” ujarnya.

Ditempat terpisah Humas PT.Kimia Tirta Utama ketika dikonfirmasi tidak ada penjelasan mengapa ada setoran Rp 150 juta ke Islamic Center tiap bulan.

“Yang paham itu bagian Legal Perusahaan,” ujar Atdiman singkat via sambungan selulernya.

Informasi yang berhasil di himpun dari berbagai sumber mengatakan bahwa diduga  setoran itu sudah berlangsung sejak 2016 silam dan ternyata dalam kawasan Hak Guna Usaha perusahaan terdapat areal penggunaan lain (APL) mencapai sekitar Ratusan hektar yang sudah terlanjur di tanam kebun kelapa sawit. Untuk memperkuat administrasinya di bentuklah kelompok tani yang bernama kelompok Tani “M” (singkat) dan lahan itu sudah di sertifikatkan.

Anehnya kelompok tani itu dianggap misterius karena banyak warga asli Kampung Pangkalan Pisang tak tau bahkan mereka terkejut.

Baca Juga:  Kisah Lengkap Pelarian 11 Tahun Djoko Tjandra & Keterlibatan Jenderal Polri hingga Jaksa

“Kami asli kampung tak tau siapa aja yang ada didalam kelompok tani itu,” sebut Ujang (nama panggilan) kepada media lintas10.com.

Berbagai kabar miring pun berhembus atas hal itu, bagaimana bisa perusahaan yang terkenal kredibilitasnya melakukan dugaan permainan yang cukup buruk terhadap masyarakat sekitar.

“Kalau seperti ini berarti mereka beranggapan kami sebagai warga yang berada di lingkungan perusahaan sudah mati,” kata warga lain.

Terlihat diskriminatif dalam memberikan bantuan, meskipun tujuan nya baik tetapi cara yang di lakukan menyinggung perasaan masyarakat.

“Pertanyaan nya apakah memang begini caranya,” sebut sumber.

Sedangkan di Kecamatan Kotogasib saja sekolah swasta berbentuk pondok pesantren masih aktif bahkan  salah satu pondok pesantren tertua berada di sekitar lingkungan perusahaan.

“Tapi kenapa yang dapat setoran justru yang jauh, ada apa?,” Kata sumber lagi.

Kalau benar adanya pihak Pemerintah Daerah yang juga nama orang nomor satu dan nomor dua terbawa-bawa bisa menjelaskan secara transparan ke masyarakat khususnya Kecamatan Kotogasib juga Kabupaten Siak umumnya.

“Ini terlihat tidak adil, mana letak keadilan nya kalau begini, apakah memang sudah di atur sedemikian,” sebut sumber kecewa.

Dilain sisi sejak berdiri Perusahaan ada satu janji yang belum ditetapi bahkan sudah sampai puluhan tahun belum ada tanda-tanda terealisasi terhadap warga asli yang disebut kelompok 117.

Dalam surat perjanjian yang berhasil diterima media ini ditanda tangani Bupati kala itu Arwin As, DPRD Siak dan Penghulu Pangkalan Pisang. Dalam isi nya bahwa perusahaan akan memberikan masing-masing 2 Hektar untuk pecahan Kepala Keluarga dari kelompok 117 tersebut.

Saat ini akibat mendengar kabar setor dan lahan malah di berikan ke kelompok lain bukan warga asli menambah kekecewaan yang mendalam.

Baca Juga:  Gelar Jumat Curhat Bersama Mahasiswa BEM Uniks, Ini Yang Diungkapkannya

“Kami ini sudah berjuang sejak tahun 2001 untuk mendapatkan hak, menagih janji perusahaan tapi ternyata orang lain yang menikmati bahkan kami tidak kenal,” sebut Saprin warga asli Kampung Pangkalan Pisang.

Lebih miris lagi sudah berlangsung tahunan setoran ke pihak lain yang dilakukan perusahaan.

“Seandainya mereka berada di posisi kami bagaimana perasaan nya,” ungkap Saprin lagi merasa kecewa.

Lebih jauh kata Saprin meskipun begitu mereka akan terus berjuang menuntut janji Perusahaan.

“Kami ini memang tak bersekolah tapi kami tetap akan tuntut janji perusahaan yang dinilai sudah diskriminatif,” pungkas nya.

Ketua Kelompok Pecahan KK 117 warga asli Pangkalan Pisang Kecamatan Kotogasib M.Nizar sangat Kecewa mendengar informasi bahwa Perusahaan justru memberikan kebun Kelapa Sawitnya diluar HGU ke yayasan Islamic Center melalui Koperasi Produsen Siak Madani.

“Kami tidak terima atas hal ini, kenapa justru mereka yang menikmati apa dasar nya?,” ujar M.Nizar yang akrab disapa Katung ini Minggu (13/8/2023).

Lanjutnya sesuai perjanjian bahwa pihak perusahaan akan memberikan kebun kelapa sawit bagi pecahan KK 117.

“Dokumen perjanjian lengkap ditanda tangani baik dari perusahaan PT.Kimia Tirta Utama maupun Pemerintah daerah waktu itu Arwin As serta dari DPRD Siak pada tahun 2001,” katanya.

Untuk menyikapi tuntutan dari anggota kelompok telah melayangkan surat ke Bupati Siak dengan maksud beraudiensi menyampaikan persoalan tersebut.

“Dua kali kami layangkan surat beraudiensi ke Pimpinan Daerah yaitu Bupati Siak Drs. Alfedri namun tidak ada tanggapan atau respon,” sebut M.Nizar.

Adanya dorongan dan hasil kesepakatan anggota kelompok akan menggelar aksi demo ke Perusahaan lanjut ke Kantor Bupati dan Kantor DPRD Siak.

“Tujuan kami satu supaya kebun yang dijanjikan dapat terealisasi atau terwujud sebagaimana harapan warga sebagai anggota kelompok, juga ada 80 hektar lahan milik warga sudah lama dikuasai harus dikembalikan ke warga,” katanya.

Baca Juga:  Diduga Penghulu Tasik Betung Kecamatan Sungai Mandau Siak Terlibat Terbitkan SKT Di Lahan Cagar Biosfer

Lebih jauh kata Katung tuntutan akan terus di suarakan sampai detik darah penghabisan.

“Harapan kami nanti para pemegang kebijakan atau publik bisa mengetahui apa yang terjadi selama ini,” ucapnya. (Sht)











Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses