Menristek Resmikan Teaching Industry Oleopangan ST2P

Pelalawan583 kali dibaca

Pelalawan, LINTAS10.COM -Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI, Bambang Brodjonegoro dan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza menginjakkan kaki di Kabupaten pelalawan, persisnya di kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) 

Tiba di Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) yang  di rintis Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan. Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Republik Indonesia dan rombongan disambut Bupati Pelalawan, HM Harris.

Dengan menggunakan Tanjak Hijau, Bambang Brodjonegoro meninjau perkembangan kawasan Teknopolitan sekaligus meresmikan Teaching Industry Oleopangan milik Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan (ST2P) lantai l. Kunjungan pertamanya ke Kabupaten Pelalawan, Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro melihat langsung hasil kerajinan dan teknologi yang ditaja OPD.

Untuk sekian kalinya pejabat tinggi Pemerintah Pusat kunjungi Kabupaten Pelalawan, kali ini yang mengunjungi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro PH.D, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI Dr Ir Hammam Riza MSc, Jumat (6/3) lalu . Dimana tujuannya untuk meninjau kesiapan Pemerintah kabupaten (Pemkab) Pelalawan terkait pembangunan pabrik industial vegetable oil (IVO) dikawasan Techopark kecamatan Langgam.

Demikian disampaikan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro PHD mengatakan,  bahwa awalnya dirinya tidak percaya dengan keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan pada pembangunan kawasan Teknopolitan, dimana rasa takut tersebut terjadi pada Tahun 2017 lalu bilamana pertama kali jumpa Bupati Pelalawan untuk mempersentasikan perencanaan pembangunan tersebut. Alasan rasa takut tersebut, dikarenakan kalau disetujui perencanaan pembangunan kawasan tersebut akan menghamburkan APBD saja dan membazir atau mangkrak.

” Bertemu sama Bapak HM Harris itu terjadi waktu saya menjabat Kepala Bappenas RI. Saya mengapresiasi perjuangan Pemkab Pelalawan atas keseriusan untuk mewujudkan pembangunan kawasan Tekno Park ini. Semoga pembangunan kawasan tersebut sebagai pengembangan inovasi daerah ini menjadi contoh untuk daerah lainnya, “terangnya.

Baca Juga:  Tutup Bimtek Smart City, Bupati Harris Harapkan Pelayanan Berkualitas, Cepat dan Efisien

Sementara itu, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI Dr Ir Hammam Riza MSc mengatakan, bahwa dari tahun 2012 sampai 2019,pihaknya ditugaskan oleh Presiden untuk mengembangkan sembilan Sains dan Tekno Park di berbagai daerah salah satunya di Kabupaten Pelalawan. Pemilihan Kabupaten Pelalawan sebagai salah satu lokasi pembangunan tekno Park tidak terlepas dari posisi Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu daerah mitra aktif yang memiliki komitmen tinggi serta dianggap strategis bagi BPPT.

” Pada awalnya BPPT melakukan pendampingan Kabupaten Pelalawan berkaitan dengan upaya percepatan peningkatan daya saing berbasis potensi daerah melalui pendekatan penguatan sistem inovasi daerah (SIDa). Secara singkat, proses kerjasama Kabupaten Pelalawan dengan BPPT dapat menjadi beberapa fase yakni periode fase pertama antar tahun 2011-2014, pada bidang inisiasi program penguatan sistem inovasi daerah dan fase kedua antara tahun 2015-2019,pada bidang pelaksanaan pengembangan Tekno Park Pelalawan serta fase yang terakhir antara tahun 2020,pada penekanan pada peran intermediasi mengingat tidak ada lagi anggaran khusus (karena berbasis flagship) untuk pendampingan Kabupaten Pelalawan,”ujarnya.

Hammam Riza juga mengatakan, bahwa pencapaian Pelalawan ini membuktikan contoh nyata keberhasilan pembangunan suatu sistem secara konsisten dan berkelanjutan. Selama ini, Pemkab Pelalawan terus Berkomitmen membangunkan sistem inovasi di Kabupaten Pelalawan untuk meningkatkan daya saing daerah dan mensejahterakan masyarakatnya melalui Pelalawan EMAS.

” Kita sebagai pendamping daerah Negeri Amanah ini sangat bangga dengan prestasi yang didaerahnya. Tentunya saja, kita tidak boleh berpuasa diri dengan prestasi dan capaian tersebut, karena kedepan masih banyak tantangan yang harus dihadapi terutama agar keberadaan Tekno Park benar – benar bisa berperan sebagai suatu institusi penggerak ekonomi masyarakat berbasis inovasi di Kabupaten Pelalawan dan sekaligus berkontribuso dalam pertumbuhan ekonomi nasional yang berkualitas,”jelasnya.

Baca Juga:  Polres Pelalawan Musnahkan Pakaian Bekas Alias "Monza"

Hal yang sama disampaikan Bupati Pelalawan HM Harris menambahkan, bahwa berada pada posisi yang strategis sumber daya alam (SDA) yang melimpah mendorong Kabupaten Pelalawan berkembang menjadi tujuan idup banyak orang. Perkembangan ini tentunya diikuti dengan semakin kompleksnya permasalahan pembangunan. Dengan adanya permasalahan tersebut, pihaknya mencetuskan tujuh program strategis untuk mengatasi lima indikator pembangunan.

” Untuk meningkatkan daya saing daerah dan potensi unggul  khas daerah, kita telah memprioritaskan empat kawasan pembangunan unggulan salahsatunyapembangunan kawasan sains dan teknologi (kawasan teknopolitan atau techno Park). Kawasan Teknopolitan Pelalawan tempat kita berdiri saat ini, di luas lahan ya g sudah disiapkan berkisar kurang lebih 3.754 hektare, “paparnya.

Bahwa sebagai produk unggulan nasional, komunitas kelapa sawit memberikan kontribusi yang besar terhadap devisa negara, PDRB, dan PDB serta menjadi pengungkit perekonomian daerah. Saat ini perkebunan sawit di Kabupaten Pelalawan  menyumbang 38 persen bagi PDRB Kabupaten dengan luas kebun secara keseluruhan 393.000 hektare atau 40 persen, diantaranya dikelola oleh petani sawit swadaya.

” Pada Tahun 2019, kita sudah menjalin kerjasama dengan  Institute Teknologi Bandung (ITB), perihal pengembangan industri hilirisasi sawit di kawasan teknopolitan Pelalawan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Perlu disampaikan, bilamana ITB telah mengembangkan teknologi katalis merah putih untuk mengubah minyak sawit industri (Industrial Vegetable Oil atau IVO) menjadi bahan bakar terbarukan yang lebih berorientasi kerakyatan dan lebih unggul dalam aspek teknoekonomi,” Pungkasnya. (Advertorial)











Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses