Letjend (Purn) Syarwan Hamid Tuding Pengelolaan PT.BSP Tidak Transparan

Lintas Kab.Kapuas, Top Ten646 kali dibaca

Lintas10.com (SIAK) – Putra Siak yang juga dikenal sebagai tokoh nasional Letnan Jendral Purnawirawan Syarwan Hamid mengaku curiga terhadap manajemen Badan Operasi Bersama (BOB)- Bumi Siak Pusako (BSP) – Pertamina Hulu salah satu BUMD yang dipercaya mengelola sumur minyak CPP Blok. Pasalnya selama perusahaan itu berdiri komisarisnya tidak pernah ganti.

Kekesalan itu disampaikan di hadapan ribuan masyarakat yang menghadiri kampanye dialogis pasangan Suhartono-Syahrul di Taman Tualang Tuah Sekawan Kabupaten Siak, Rabu (25/11/2015).

“Saya kecewa dengan management BOB, dari pertama bediri komisarisnya belum pernah diganti, ini menunjukkan indikasi penyelewengan. Saya akan bentuk tim untuk mengaudit BUMD itu,” kata Syarwan Hamid di hadapan ribuan masyarakat Tualang.

Selain itu, BOB dinilai tertutup, terbukti masyarakat tidak mengenal struktur management. Ditambah lagi masyarakat sulit mendapatkan informasi hasil produksi atau lifting dari sumur minyak perusahan BUMD itu.

Mantan Mentri Dalam Negri itu menjelaskan, saat pertama blok CPP itu direbut BOB, lifting minyak mencapai 40 ribu barel per hari, sementara sekarang informasi yang kita dengar hanya keluhan cendrung menurun bahkan hanya 14 rb barel perhari. “Turunya terlalu drastis, masyarakat berhak mempertanyakan,” tegas putra kelahiran Kampung Pusako, kecamatan Pusako itu.

“BUMD itu juga milik masyarakat Siak, sebagai masyarakat saya punya hak untuk melakukan audit, tentu dengan menggandeng lembaga professional,” tegasnya.

Terpisah, Kepala Humas BOB Evi saat dikonfirmasi melalui telephon celuler, Kamis (26/11/2015) menjelaskan bahwa di BOB tidak ada jabatan Komisaris di level pimpinan.

“Jabatan Komisaris itu adanya di BSP, kami tidak ikut campur. BOB hanya sebagai operator, sebagai pekerja teknis pelaksana di lapangan,” kata Epi.

Terkait lifting, Evi membenarkan sebelum CPP Blok direbut BOB BSP-Pertamia Hulu memiliki lifting lebih dari 100 rb barel perhari, namun di awal BOB menjadi operator liftinya 34 rb barel perhari.

Baca Juga:  Demi Cairkan Dana Rp1,7 M, Kasatpol PP Siak Diduga Kangkangi Wewenang Sekretaris

“Pertama kita pegang banyak peralatan tidak kita miliki, kita harus kerja sama dengan pihak ke tiga yang memiliki peralatan. Sementara banyak perusahaan yang kurang percaya karena BOB masih baru, dampaknya penurunan lifting,” kata Evi.

Dari 34 ribu barel per hari itu kini turun menjadi 14 rb barel perhari, meski banyak pihak yang mengatakan hasil produksi BOB anjlok, namun Evi mengaku BOB mampu mempertahankan hasil produksi dan diakui secara nasional.
“Tahun kemarenlifting kita juga 14 rb barel perhari, ini termasuk bagus. BOB termasu perusahaan 5 besar yang mampu mempertahankan lifting secara nasional,” tukas Evi. (Sht)











Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

1 komentar

  1. I like the helpful information you provide in your articles.

    I will bookmark your weblog and check again here regularly.
    I am quite certain I will learn plenty of new stuff right here!
    Best of luck for the next!