KUALA KAPUAS, lintas10.com– Dinas Pendidikan Kabupaten Kapuas menjalin sinergi strategis dengan Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah dalam rangka mendukung program nasional penguatan literasi dan pemertahanan bahasa daerah. Kolaborasi ini diimplementasikan melalui berbagai program bersama yang menyasar satuan pendidikan serta masyarakat bahasa di wilayah Kabupaten Kapuas.
Kadisdik Kapuas, H. Suwarno Muriyat menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari langkah konkret dalam mengintegrasikan visi pendidikan daerah dengan program kebahasaan nasional.
“Kami percaya bahwa keberhasilan pendidikan tidak lepas dari kekuatan bahasa. Dengan menggandeng Balai Bahasa Kalteng, kita berupaya menjaga kekayaan bahasa daerah sekaligus meningkatkan kemampuan literasi peserta didik,” ujar Suwarno Muriyat.
Program-program yang telah dan akan dilaksanakan meliputi pelatihan literasi berbasis budaya lokal, pendampingan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di lingkungan sekolah dan dinas, serta revitalisasi bahasa daerah yang hampir punah.
Kadisdik Kapuas juga mengutarakan kepada tamunya jika dalam waktu dekat akan melakukan Pemecahan Rekor MURI “Mangarungut dan Mangacapi” 1.000 pelajar SD, SMP dan SMA/SMK se Kabupaten Kapuas sebagai upaya pelestarian budaya dan bahasa Dayak Ngaju.
Masih ditempat yang sama Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Tengah, Sukardi Gau menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam upaya revitaslisasi bahasa daerah, peningkatan mutu kebahasaan bagi ASN dan mengkoordinasikan Nota Kesepakatan.
“Bahasa daerah adalah identitas. Jika tidak dijaga, kita bisa kehilangan jejak kultural yang sangat berharga. Sinergi dengan Disdik Kapuas menjadi contoh baik upaya pelestarian bahasa berbasis komunitas,” ungkapnya.
Sementara itu pelestari bahasa Dayak Ngaju, Gatin, S.Pd yang juga Korwil Bidang Pendidikan Bataguh menyambut baik langkah ini dan berharap Dayak Bakumpai dan Dayak Ut Danum menjadi garapan revitaslisasi bahasa daerah berikutnya.
“Bahasa adalah roh budaya. Kalau bahasa hilang, budaya ikut lenyap. Saya bangga anak-anak sekolah mulai dikenalkan kembali bahasa leluhur mereka,” ucap Gatin (Adnan)