Kapuspen TNI: Waspada Terhadap Berita Bohong dan Jangan Disebarkan

Lintas Jabodetabek377 kali dibaca

JAKARTA, Lintas10.com- Media sosial saat ini merupakan sarana komunikasi yang paling efektif dalam pembentukan opini publik dan penyebaran pesannya hampir tidak dapat dibendung. Saat ini sekitar 130 juta-an penduduk Indonesia, termasuk prajurit TNI memanfaatkan medsos.

Demikian dikatakan Kapuspen TNI Mayjen TNI Wuryanto, S.Sos kepada wartawan diawal tahun 2017 ini di Jakarta.

“Media sosial menjadi sarana medan pertempuran untuk mencapai tujuan, karena sangat efektif, mudah, murah, cepat, dan cakupannya sangat luas,” kata Kapuspen TNI.

Oleh karenanya, dengan maraknya media sosial ini,Kapuspen TNI mengatakan, Puspen TNI selalu mengikuti dan memonitor berita atau informasi yang berkembang di media sosial dan saat ini selain informasi penting ternyata lebih banyak simarsoit ditemukan berita-berita bohong (hoax) yang berisi fitnah, adu domba, provokasi, dan berita-berita lain yang merugikan.

“Beberapa kasus beredarnya berita bohong (hoax) yang dapat merugikan institusi TNI dan nama baik Panglima TNI antara lain dengan berita dukungan kepada Panglima TNI untuk menjadi Presiden RI, isu makar yang dilakukan oleh purnawirawan TNI yang ditayangkan Dragon TV yang diilustrasikan seperti peristiwa pemberontakan G 30 S/PKI tahun 1965, Isu ceramah Panglima TNI pada acara Maulid Nabi di Petamburan, isu keberpihakan TNI kepada rakyat bertujuan makar, rumor jabatan Panglima TNI mau dicopot, Kuda Troya Jokowi dan Gatot Nurmantyo, juga isu Panglima TNI minta sumbangan untuk Korban Aceh,” kata Kapuspen TNI.

Kapuspen TNI mengatakan, yang sudah terpantau oleh Puspen TNI di medsos sekitar 26 akun yang semuanya sangat merugikan institusi dan pribadi Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Dalam berita-berita bohong (hoax) dapat menyebabkan perpecahan, membahayakan persatuan dan kesatuan dalam ke-Bhinneka Tunggal Ika-an dan munculnya radikalisme.

Baca Juga:  Rombongan Wisata Para Pimpinan Bank Mandiri Regional Bekasi Nikmati KM Wisata Samosir di Danau Toba

Oleh karena itu, lanjut Kapuspen TNI, perlu upaya-upaya dari semua komponen masyarakat untuk menyikapi media sosial ini dengan pembelajaran, kedewasaan. dan penuh kehati-hatian.

“Harus ada edukasi kepada masyarakat dalam menyikapi setiap berita yang ada di media sosial, harus cek kepada yang berwenang atau nara sumbernya, dan jangan mudah untuk menyebarkan kembali berita-berita tersebut kalau dianggap bohong atau tidak jelas,” tegas Kapuspen TNI.

Untuk itu, Kapuspen TNI berharap dilakukan kanalisasi dengan memberikan penyadaran dan pendewasaan kepada pengguna media sosial, agar dapat menumbuhkan kesadaran, sikap kritis dan cerdas seluruh warga masyarakat, sehingga dapat memilah dan memilih berita yang positif, bermanfaat sesuai dengan keinginannya.

“Kita harus menguasai teknologi informasi dan memanfaatkannya untuk kemaslahatan bangsa. Gunakan teknologi informasi dengan tujuan yang jelas, jangan dikalahkan teknologi, tetapi jadilah tuan atas teknologi,” kata Kapuspen TNI.(Ebenezer Sihotang)











Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses