PEKANBARU,lintas10.com- Dialog Kebijakan Nasional tentang Penguatan Regulasi dan Pembelajaran Lapang untuk mengurangi kebakaran dan kabut asap berlangsung di Hotel Aryaduta Pekanbaru, Rabu (30/8/2017)
Kegiatan itu juga dihadiri oleh CIFOR DR Dede Rohadi, Dewan Riset Nasional DR Bambang Setiadi, Dinas Kehutanan Riau Dra Yuliwiriawati Moesa MSi, Bupati Siak Drs H Syamsuar MSi, DPRD Bengkalis Azmi Rozali, S. Ip, M. Si, DPRD Riau Ir. Mansyur HS, MM, Kapolda Riau Irjen Pol Zulkarnain Adinegara.
Kegiatan ini merupakan kerjasama antar Pusat Studi Bencana LPPM Universitas Riau dengan Center For International Forestry Research (CIFOR).
Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Riau. Dimana pada dua tahun terakhir ini Provinsi Riau berhasil keluar dari bencana kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap. Hal ini berhasil atas dukungan semua pihak, dan partisipasi masyakarat Riau yang sangat besar dalam menangani karhutla.
“Acara ini akan membicarakan tiga hal yang akan disikapi bersama diantara nya Regulasi dan Pencegahan Kebakaran, Teladan dan Pembelajaran dari masyarakat dan sektor swasta, serta Aksi Bersama Negara ASEAN,” ujar Bambang Setiadi yang mewakili Dewan Riset Nasional.
Dalam dialog yang bertemakan Teladan dan Pembelajaran dari Masyarakat dan Sektor swasta, Bupati Siak Drs.H.Syamsuar, M.SI mengatakan.
“Kita harus mencari solusi tentang masalah lingkungan. Sementara ini masyarakat sudah mendahului menanam tanaman terutama tanaman sawit dikawasan lahan gambut. Karena itu lah kami berpikir kedepan, apalagi disiak disiapkan untuk industri yang berbasis agro. Demi meningkatkan perekonomian, masyarakat harus memiliki komoditi ekspor dan untuk kedepan nya diperlukan terobosan replanting,” kata ketua DPC Partai GOLKAR Kabpaten Siak itu.
Mulai tahun 2016 yang lalu telah diprogram kan kabupaten siak sebagai kabupaten siak hijau. Ini dalam rangka kepedulian terhadap lingkungan karena sesuai dengan tugas Pemerintah Daerah khususnya menciptakan kesejahteraan rakyat dan juga diharapkan pengelolaan terhadap Sumber Daya Alam. Selain persoalan kebakaran dan kabut asap, saat ini di kabupaten siak ada juga persoalan yang dihadapi yaitu tercemar nya air sungai siak. Dimana sungai siak ini merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat di pesisir sungai siak.
Wilayah-wilayah yang disiapkan didalam konservasi yaitu Kecamatan Sungai Mandau, sungai apit, dayun, minas dan Pusako. Ada juga beberapa tanaman pangan,perkebunan, kawasan hutan, hutan untuk industri seluas 200.000 hektare dan lahan sawit seluas 250.000 hektare.
Beberapa kebijakan yang akan diambil pemerintah kabupaten siak diantaranya mendorong zona pemanfaatan untuk pengembangan hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan ekowisata serta keikutsertaan masyarakat setempat.
Syamsuar juga mengatakan bahwa proses awal ini dilakukan atas dukungan dan masukan dari LSM yang ada di riau.
Pemaparan dialog teladan dari masyarakat juga disampaikan oleh Rozi (MPA Dompas) , Edi rusman (ketua MPA Perigi sumatra selatan), Jaini (MPA kalimantan tengah), Agung Wiyono (Asia Pulp and Paper), Sailal Arimi (APRIL), Isnaidi Esman (jaringan gambut Riau), Pierre togar (GAPKI), Tarsono (Bina Cinta Alam Kab Siak).
Gubernur Riau diwakili Plt Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Yulwiriawati Moesa buka secara resmi dialog kebijakan nasional penguatan regulasi dan pembelajaran lapang untuk mengurangi kebakaran dan kabut asap di Indonesia Khususnya di wilayah Sumatera dan kalimantan. (Rls/hms)