Lintas10.com. Kuansing – Kesehatan merupakan suatu hal yang sangat vital bagi masyarakat. Dengan badan yang sehat, terdapat jiwa yang sehat.
Jika jiwa sehat, sudah barang tentu akan dapat melakukan sesuatu hal- hal yang baik, dan berguna untuk kemaslahatan orang banyak.
Selama ini masyarakat selalu mendapatkan pelayanan kesehatan yang kurang baik. Tidak ditangani secara serius, dan seakan-akan masyarakat selalu dianggap hanya menjadi beban.
Bahkan selalu menjadi bulan-bulanan bila datang berobat ke Rumah Sakit, maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat.
Apalagi yang datang berobat itu, berasal dari keluarga kurang mampu, dan tidak memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Namun sangat berbeda bila yang datang berasal dari keluarga kaya, atau memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sudah barang tentu akan lebih cepat mendapatkan pelayanan.
Hal-hal yang seperti itu, sebenarnya sudah tidak berlaku lagi di zaman sekarang ini. Karena hal-hal seperti itu, terjadi di era sebelumnya. Yang selalu mengabaikan, dan masyarakat miskin selalu tidak memperoleh pelayanan yang baik ketika berobat.
Namun di era globalisasi dan modern saat sekarang ini, hal-hal yang seperti itu sudah tidak perlu dilakukan lagi. Akan tetapi sangat perlu dilakukan transformasi (perubahan) terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dimana masyarakat sudah harus mendapat pelayanan kesehatan yang baik, dan tidak membedakan ras maupun golongan, antara si kaya dengan si miskin, harus tetap sama-sama mendapatkan pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Oleh karena itulah, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau. Terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Salah satunya, melalui Aplikasi Kuansing Sehat Inovatif Siaga Pelayanan Prima (AKU-SIGAP), yang telah diluncurkan secara resmi oleh Pelaksana Tugas Bupati Kuantan Singingi, Drs. H. Suhardiman Amby, AK, MM bersamaan dengan Penetapan dan Penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di 25 Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesehatan.
Kegiatan Peluncuran Aplikasi AKU-SIGAP tersebut, dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kuantan Singingi, Jafrinaldi, AP, M.Si, Pejabat Eselon III, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat se Kuantan Singingi, yang bertempat di Pendopo Rumah Dinas Bupati Kuantan Singingi, Senin (3/10/2022).
Pelaksana Tugas Bupati Kuantan Singingi, H. Suhardiman Amby mengatakan dirinya sangat mengapresiasi Dinas Kesehatan Kuantan Singingi, atas capaian serta ide-ide kreatif dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di bidang pelayanan kesehatan melalui aplikasi AKU-SIGAP.
“Ini merupakan salah satu komitmen Pemerintah Daerah Kuantan Singingi, dalam meningkatkan pelayanan bidang kesehatan kepada masyarakat,” paparnya.
Dikatakan Suhardiman Amby, dengan diluncurkannya Aplikasi AKU-SIGAP, diharapkan Rumah Sakit Umum Daerah menjadi lebih hebat, sesuai dengan mottonya 3S yakni Salam, Senyum dan Ramah.
“Jadi tidak ada lagi masyarakat Kuantan Singingi, yang tidak dilayani oleh Rumah Sakit maupun Pusat Kesehatan Masyarakat. Dan kita inginkan, masyarakat Kuantan Singingi mendapatkan pelayanan gratis,” tuturnya.
Oleh karena itu, katanya, Rumah Sakit Umum Daerah dan Pusat Kesehatan Masyarakat, harus mempersiapkan Rawat Inap, Tenaga Dokter dan Paramedis. Pemerintah Daerah telah mempersiapkan anggaran yang cukup, yakni sebesar 10%.
Suhardiman Amby juga menginginkan agar Kabupaten Kuantan Singingi, menjadi Kabupaten yang terdepan di Provinsi Riau. Meskipun Kabupaten Kuantan Singingi sebuah Kabupaten kecil, tapi harus menjadi hebat, dan seluruh masyarakatnya harus mendapat pelayanan secara gratis melalui Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Begitu juga dengan penetapan dan penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), di 25 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) se Kuantan Singingi, agar dapat melayani masyarakat dengan baik.
“Yang terpenting adalah bagaimana nantinya dapat mengelola anggarannya, dan dapat membelanjakan anggarannya sendiri, agar pelayanan kepada masyarakat jadi cepat,” jelasnya.
Hal ini disebabkan, Pemerintah Daerah ingin meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan jangan sampai ada lagi masyarakat Kuantan Singingi, yang tidak dapat dilayani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), maupun Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),” ujarnya.
Oleh karena itu, Pemerintah Daerah harus menjamin seluruh masyarakat Kuantan Singingi, mendapatkan pelayanan secara gratis melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” imbuhnya.
Dikatakannya, Aplikasi AKU-SIGAP merupakan satu bentuk kebijakan daerah, yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
“Kita ingin meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan tidak ada lagi masyarakat Kuantan Singingi, yang tidak dilayani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maupun Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),” tambahnya.
Dan Pemerintah Daerah harus menjamin seluruh masyarakat Kuantan Singingi, mendapatkan pelayanan gratis melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” imbuhnya.
Diharapkan dengan telah ditetapkan dan akan diterapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dan 25 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kuantan Singingi. Agar dapat melayani masyarakat dengan baik.
Menurutnya, pihaknya ingin meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan tidak ada lagi masyarakat Kuantan Singingi yang tidak dapat dilayani oleh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maupun Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Begitu juga dengan penetapan dan penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), dan 25 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kuantan Singingi, agar dapat melayani masyarakat dengan baik.
Dikatakannya, Aplikasi AKU-SIGAP merupakan satu bentuk kebijakan daerah, yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) maupun di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Pihaknya menjamin seluruh masyarakat Kuantan Singingi, mendapatkan pelayanan gratis melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” imbuhnya.

Mengenai kesiapan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dalam menyambut Aplikasi AKU-SIGAP, terutama untuk pasien yang mengalami gejala Transfusi Darah. Menurut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah, dr. M. Irvan Husin kepada Lintas10.com menyebutkan bahwa saat ini di Rumah Sakit Umum Daerah sudah ada bank darah, yang berada dibawah UTD-RS (Unit Tranfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah (UTD-RS).
“Alhamdulilah, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) sudah ada bank darah, yang berada di bawah Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah (UTD-RSUD),” katanya.
Hal ini disebabkan, Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Kuantan Singingi, belum punya sumber daya untuk menyelenggarakan upaya transfusi darah, sesuai aturan dan perundangan yang berlaku,” sebutnya.
Dikatakannya, Unit Transfusi Darah Rumah Sakit Umum Daerah (UTD-RSUD) sudah didukung oleh tenaga medis dan paramedis, yang mempunyai sertifikasi untuk pelaksanaan tugasnya.
Kemudian, katanya, Terkait Transformasi Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada Peningkatan Mutu Pelayanan, Sesuai Standart dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah (SKP-RSUD).
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) terus mengembangkan diri dengan penambahan pelayanan spesialistik, Peningkatan Kelengkapan Sarana dan Prasarana, Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) dan lainnya.
“Yang telah bersertifikasi ditingkatkan pengelolaan manajemen Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah (BLUD-RSUD), serta peningkatan sistim informasi dengan digitalisasi pelayanan, dan menerapkan SIM-RSUD secara bertahap,” ujarnya lagi.
Dikatakannya, untuk Pelayanan Unit Transfusi Darah (UTD-RSUD), telah dimulai sejalan dengan keluarnya izin operasional Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tahun 2007.
Namun pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) masih mengeluhkan ketersediaan darah. “Kita memang sering mengalami kendala, berhubung tingginya kebutuhan dengan stok darah yang tersedia,” ujarnya.
Untuk golongan darah mana sajakah yang selalu kekurangan. Menurutnya, Selama ini kekurangan, hampir semua golongan darah. “Untuk stok darah semua golongan, bersumber dari donor sukarela dan donor pengganti,” imbuhnya.
Tetapi yang dominan adalah donor pengganti, yang berasal dari keluarga/ kenalan pasien yang mencari sendiri,” ujarnya lagi.
Sedangkan untuk donor sukarela dan massal, sifatnya tidak rutin. Sebab kebanyakan dari instansi atau organisasi massa, seperti dari instansi atau organisasi masyarakat.
Dikatakannya, yang sering melakukan donor darah berasal dari instansi, yang berhubungan dengan perayaan tertentu, seperti Hari Bhayangkara yang dilakukan oleh Polres Kuantan Singingi.
“Donor darah secara massal, dan rutin dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) juga ada, seperti dengan karyawan perusahaan PT TBS, yang sudah berjalan secara rutin,” jelasnya.
Selain itu juga ada beberapa organisasi massa, seperti PT Tri Bhakti Sarimas (TBS). “Namun yang sudah berjalan, perkumpulan masyarakat /pengajian dari transmigrasi,” pungkasnya.

Suhardiman Amby juga memaparkan jumlah penduduk Kuantan Singingi, bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Tahun 2015, Penduduk Kabupaten Kuantan Singingi tercatat sebanyak 314.276 jiwa, terdiri 161.377 jiwa laki-laki dan 152.899 jiwa perempuan, dengan luas wilayah 7.656,03 Kilometer.
Sektor perkebunan merupakan salah satu sektor unggulan di Kabupaten Kuantan Singingi, yang menopang perekonomian masyarakat. Berbagai komoditas tanaman perkebunan yang telah dikembangkan seperti karet, kelapa sawit, kakao, kelapa dalam, kelapa hibrida dan aneka tanaman lain.
Komoditi Karet dan Kelapa Sawit merupakan primadona di sektor ini. Pada tahun 2015 total luas perkebunan rakyat adalah sebesar 219.346,98 hektare, dengan jumlah petani sebanyak 132.822 orang,” katanya.

Adapun luas perkebunan karet adalah 145 .163,65 hektare, Kakao adalah 2.229,68 Hektare, Kelapa sawit adalah 129 301,71 Hektare, Aneka tanaman adalah 2.983,15 Hektare.
Sementara untuk perkotaan, perkantoran, kesehatan, ekonomi, perdagangan hanya sekitar 100.000. Hektare saja lagi.
“Potensi-potensi yang kita miliki ini akan menunjang kesehatan, agar proses pembangunan berjalan dengan baik. Jadi sudah tidak ada alasan lagi bagi masyarakat, untuk tidak memiliki Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan,” tuturnya. (Replizar)*****
Karya Tulis LKTJ HUT Kuansing ke-23
Oleh Replizar – Kuansing







