Kekesalan yang sama disampaikan Yudi, sudah lima tahun masyarakat merelakan tanaman mereka ditumbang untuk pembangunan jaringan listrik, kini baik tiang kabel tengangan tinggi dan tegangan rendah melintas di depan rumah masyarakat, namun yang menikmati listrik justru kampung lainnya.
“Kesalnya kampung kami, Belading seperti di kepung. Bagian Utara Kampung Laksamana, Rempak dan Selat Guntung sudah menyala, padahal arusnya melintasi Kampung kami. Bagian selatan Bandar Sungai, Bandar Pedada juga sudah menyala semua. Jadi kami seperti dipaksa kegelapan dan menonton kampung tetangga yang terang,” kata Yudi.
Kepala PLN Siak H. Zulhardi saat dikonfirmasi membenarkan hal itu, ia mengatakan pihak PLN tidak berani melakukan penyambungan pelanggan baru mengingat saat ini sedang devisit daya.
“Kenapa pemerintah telalu cepat mencabut PLTD?. Kami tidak bisa menambah pelanggan baru, karena banyak pelanggan komplain sama kami. Gara-gara nambah pelanggan baru jadi pemadaman bergilir,” kata Zulhardi.
Di lain hal Zulhardi mengaku sedang berupaya membangun kerja sama dengan Riau Power Energi (RPE) suatu perusahaan pembangkit di bawah naungan RAPP.
“Pihak RAPP sudah setuju, kesepakatan sudah ada, sementara mereka sangup menjual daya ke PLN 10 MW, kita mintak 15 MW. Kami sedang berupaya untuk memastikan agar Sabtu bersok seluruh perangkat, baik itu panel, jaringan dan travo sudah bisa digunakan untuk mengalirkan listrik dari RPE ke Siak. Harapanya Minggu koneksi, jadi Senin kami sudah bisa mulai melakukan penyambungan untuk pelanggan baru,” kata Zulhardi.
Masalah lain muncul, perusahaan rekanan PLN yang diberi kepercayaan untuk penyambungan listrik pelanggan baru kini telah angkat kaki, kontrak mereka telah habis.