“Yang menjadi catatan Pansus dalam hal ini, adalah berkaitan dengan program standarisasi pelayanan kesehatan Rumah Sakit,khususnya pada penyusunan standar pelayanan rumah sakit yang hanya terealisasi sebesar 3,87 persen. Tentunya kedepan pansus berharap lebih ditingkatkan kembali penggunaan anggaran itu,” kata Marudut.
Lanjut Marudut, terkait dengan kinerja BUMD seperti yang telah terlihat bahwa semua yang berada dibawah kendali Pemerintah Kabupaten Siak (PT.BSP, PT.PERSI, PT.SPS, PT.SPE,PT.KITB) pada tahun 2016 terjadi penurunan kontribusi kepada pendapatan asli daerah.
PT.Bumi Siak Pusako (BSP) yang selama beberapa tahun belakangan ini adalah BUMD yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan asli daerah pada tahun 2016 walaupun PAD yang disumbangkan oleh PT.BSP melampaui target yang ditetapkan yakni sebesar Rp 34 miliyar, namun jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya sangat jauh berkurang. Permasalahan yang dihadapi oleh PT.BSP adalah menurunya harga minyak dipasaran Internasional, dan menurunnya produksi minya yang diproduksi oleh perusahaan itu. Tidak dapat melakukan eksplorasi minyak sumur baru karena setiap sumur baru harus mendapatkan izin dari SKK migas. Sementara SKK migas baru bisa mengizinkan jika harga minyak dipasaran internasional sebesar U$ 60 perbarel.
PT.PERSI, pada tahun 2016 memperoleh laba sebesar Rp 1,399 miliyar jika dibandingkan tahun sebelumnya terjadi penurunan laba sebesar 17,74 persen, penurunan ini disebabkan menurunnya pendapatan sebesar 2,66 persen dibandingkan tahun 2016 serta meningkatnya beban sebesar 1,72 persen, permasalahan yang dihadapi PT.PERSI ini adalah masih mengalami kendala dalam penyelesaian kredit macet.
Permasalahan lain yang dihadapi PT.PERSI dikebun Siak 1, masih terdapat sejumlah lahan yang belum memiliki dan ada pula lahan yang sudah bersertifikat berpotensi untuk dilakukan perubahan sertifikat sebagai akibat adanya perubahan kebijakan tentang penetapan petani dan luasan lahan kebun program.