Lintas10.com (Seruyan/Kalteng) – Masih tingginya kebutuhan bahan bangunan berbahan kayu untuk kusen pintu, jendela, furniture maupun dinding membuat peranan jasa potong kayu masih sangat diperlukan. Jasa pemotongan kayu menggunakan mesin serkel atau gergaji piringan pun semakin di butuhkan.
Udin (45), salah satu pemilik mesin potong kayu jenis serkel atau gergaji piringan yang usahanya ada di Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, menyebutkan, dimana penggunaan mesin potong digunakan untuk tahap kedua pengolahan kayu. Selama ini penggunaan gergaji mesin dipergunakan untuk merobohkan, memotong batang kayu menjadi kayu gelondongan. Selanjutnya diolah menjadi bahan balken atau kayu siap olah jenis papan atau balok kayu menyesuaikan permintaan pemilik kayu.
Udin pemilik usaha jasa mesin potong kayu keliling bersama pekerja mempersiapkan balok kayu dan gergaji dimana akan pada melakukan pembelah kayunya tersebut. Udin yang tinggal di Jalan Mahang, Kelurahan Kuala Pembuang Satu, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, menyebut sejak beberapa tahun silam dirinya memiliki mesin potong kayu Serkel. Jasa tersebut sangat dikenal, karena warga sangat jarang dalam melakukan pada usaha untuk pengolahan kayu tersebut. Di beberapa tempat, kehadiran serkel atau mesin potong kayu ini masih sangat dibutuhkan, dibanding pada dengan menggunakan gergaji mesin dan gergaji tangan.
Perbandingan tingkat pengikisan kayu setebal rata-rata dua sentimeter menggunakan gergaji mesin membuat pemilik kayu memilih menggunakan serkel. Dimana dengan piringan mata gergaji yang tipis bisa meminimalisir pengurangan kayu, bahkan cukup menguntungkan karena batang utama, dahan hingga ranting pohon masih bisa diolah menjadi bahan bangunan lainnya.
Dari pantauan dilapangan, Rabu (26/9/2018), dimana terlihat sebuah serkel dengan mesin diesel 24 PK, piringan gergaji 60 cm dan bahan kayu yang akan dipergunakan. Selain pengerjaan yang lebih cepat, dan dengan tingkat keterpakaian kayu lebih tinggi membuat, sehingga warga yang memanfaatkan kayu sebagai bahan bangunan mulai beralih ke mesin potong kayu serkel tersebut.
Pemakaian gergaji mesin disebutnya masih tetap digunakan untuk penebangan tahap awal dan pemotongan. Selanjutnya proses pembelahan hingga berbentuk balok balok kayu dilakukan menjadi dua bagian masih menggunakan gergaji mesin.
Informasi yang dihimpun, jasa belah kayu atau tarif pemotongan dihitung berdasarkan sistem kubikasi dari harga per kubiknya, menyesuaikan jenis dan tingkat kekerasan kayu. Dan seiring dengan tingginya permintaan, jasa pemotongan dan pembelahan kayu sudah mencapai ratusan ribu per kubiknya, menyesuaikan jenis kayu dan lokasi.
Adapun biaya pemotongan kayu tersebut, dimana jasa tarif upah berdasarkan dengan dari jenis kayu dan perkubiknya. Pembedaan tarif tersebut memperhitungkan tingkat penggunaan piringan gergaji, semakin keras kayu semakin cepat aus dan mempengaruhi penggunaan bahan bakarnya.
Sedangkan pada dengan kenaikan tarif pengolahan kayu dari jasa mesin potonng, juga dipengaruhi oleh proyek pemerintah yanh sedang berjalan hampir disetiap tahunnya. Dan keterbatasan kepemilikan mesin potong kayu tersebut, dimana bahkan membuat orderan semakin meningkat.
Proses pengerjaannya, dimana tergantung kayunya sedang ada. Kalau disaat rame, maka bisa pada menghasilkan hingga sekitar puluhan kubik kayu, menyesuaikan juga dengan jenis kayu yang dipotongnya. Kebanyakan pemilik kayu dimana dengan memilih mengolah kayu menjadi bahan kaso, balken, papan dan lainnya, dimana tergantung dengan tingkat kekerasan kayu yang berbeda. (Fathul Ridhoni)