“Saya sempat kaget ketika tidak dipakai lahi bekerja sebagai penjaga sekolah kabar itu didapat ketika saya pulang dari operasi. untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari sekarang menjadi buruh menyangkul di lahan orang lain,”ungkapnya.
Senada juga diungkapkan Suryati (50), istri Nurhasan yang selama ini membantu suaminya bekerja di sawah dan buruh ditempat orang lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
” Suami saya kerja di SMPN 1 Bungaraya dari mulai gaji 45 ribu perbulan sampai tahun 2014 kemarin, namun nasib kami tetap saja seperti ini tidak ada peningkatan, malah makin terpuruk. Bagaimana tidak terpuruk, waktu suami saya dikeluarkan, suami saya habis sakit, rumah belum punya, cadangan beli rumah juga tidak ada kerena habis operasi,”ungkapnya dengan meneteskan air mata dirumah kediamannya.
Beruntung ada yang mau menampung kata Suryati warga bungaraya yang memberikan tumpangan rumah.
“Kami sangat beruntung walaupun saat ini kami kesulitan mencari ekonomi namun kami punya rumah sendiri berkat bantuan pak Busari mantan kepala sekolah yang saat ini sudah pensiun,”katanya.
Nasib yang menimpa Nurhasan juga mendapat respon dari pegawai Kecamatan Bungaraya, para pegawai dan guru yang pernah sekolah di SMP Negeri 01 Bugaraya juga merasa kaget dengan diperhentikan dan di pensiunkan Bapak Hasan dalam keadaan masih belum PNS.
“Masih mengenyam di SMPN itu saya masih ingat pak hasan sudah bekerja namun kok sampai sekarang tidak diangkat sebagai PNS,” ujar salah satu warga sekitar mengungkapkan puluhan tahun lalu.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Siak Kadri Yafis melalui Kepala Sekolah SMP Negeri 01 Bungaraya Afrizal saat dikomfermasi Haluan Riau mengatakan bahwa, itu sudah keputusan atasan dan tidak bisa diganggu gugat.