Sementara itu, ditempat yang berbeda dijelaskan Dosen USU (Universitas Sumatera Utara) Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Lingkungan yang membidangi B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), Novrida Harpah Hasibuan, menandaskan perbedaan antara Sulfuric Acid dengan Reagent, yang mana Reagent adalah bahan kimia yang digunakan untuk reaksi kimia dan sulfuric acid merupakan salah satu jenis reagent.
Terkait apakah Sulfur Acid bahaya terhadap lingkungan dan keselamatan manusia?
“Terkait bahaya suatu bahan kimia, selain jenis bahan kimianya, perlu data tambahan yang kita harus diketahui yaitu konsentrasi, volume tumpahan dan durasi paparan ke organisme. Karena data ini tidak saya peroleh maka sukar bagi saya untuk menilai bahaya bahan kimia tersebut. Tetapi saya coba mencari beberapa SDS (Dafety Data Sheet)/lembar kerja keselamatan bahan kimia sulfuric acid. Sulfuric acid bersifat korosif dan stabil pada kondisi standar di udara ambien (suhu ruang),” terang Novri.
“Beberapa SDS yang coba saya lihat, asam sulfat tidak memiliki kemampuan untuk mobilisasi di tanah tetapi karena asam sulfat bersifat asam, tumpahan ini berpengaruhi terhadap perubahan pH tanah yang mungkin saja berpengaruh terhadap produktivitas tanah/tanaman ataupun mikrooganisme yang ada di tanah (perlu peneliti lebih lanjut),” tambahnya menerangkan dampak dari asam sulfat terhadap lingkungan.
Tidak hanya itu, kata Novri, Asam sulfat larut di dalam air, sehingga perlu dipastikan bahwa tumpahan tidak masuk ke badan air atau drainase.
Jika masuk ke badan air maka perlu dilakukan diuji konsentrasi asam sulfat yang terkandung di dalam air.
Untuk ekosistem akuatik seperti ikan, tingkat toksistias akut (LD50) untuk asam sulfat berada pada nilai 42 mg/l pada waktu paparan 96 jam. Artinya jika dalam badan air di temukan konsentrasi asam sulfat 42 mg/l maka kondisi ini mampu membuat 50% populasi ikan di badan air yang terkontaminasi akan mati.