Lintas10.com ( Seruyan ) – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Seruyan, Mahdiniansyah, mengatakan, sedikitnya ada tiga kecamatan di dinilai rawan terjadinya serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Tiga kecamatan itu meliputi, Kecamatan Seruyan Hilir, Hanau dan Seruyan Hulu,untuk itu Masyarakat diminta menjaga kebersihan lingkungan.
“Temuan kasus DBD di kabupaten kita ini terbilang cukup tinggi. Contohnya, tahun 2016 lalu tercatat sebanyak 37 warga yang positif menderita penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu,” kata Mahdiniansyah kepada lintas10.com saat ditemui di Seruyan Selasa (18/4/2017).
Laporan jumlah penderita DBD tersebut, lanjutnya, disampaikan oleh pihak puskesmas atau rumah sakit.
“Untuk penanganan DBD ini sangat membutuhkan perhatian bersama. Tidak hanya dari pemerintah daerah, tetapi juga masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi cuaca khususnya di Seruyan yang saat ini kadang panas dan kadang turun hujan, masyarakat di himbau bisa mewaspadai munculnya penyakit tersebut.
Penyebab munculnya penyakit yang tergolong berbahaya itu lantaran nyamuk sebagai biang penyakit akan berkembang biak, terutama pada tempat-tempat penampungan air, Kondisi kebersihan lingkungan juga turut mempengaruhi.
“Apalagi wilayah Seruyan ini diapit dua kabupaten yang juga endemis DBD, yaitu Kabupaten Kotawaringin Timur, dan Kotawaringin Barat,” terangnya.
Rencananya, Dinas Kesehatan Seruyan menjadwalkan menggelar pertemuan khusus, di Desa Pembuang Hulu, Dengan Agendanya diantaranya, membicarakan terkait soal ancaman serangan penyakit DBD. Menurut Mahdiniansyah, pertemuan dimaksud, menggelar sosialisasi gerakan pencegahan baru terkait penanggulangan DBD dengan sebutan nama Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
“Nanti kita akan adakan sosialisasi membahas penanggulangan DBD ini. Seluruh camat, petugas kesehatan baik puskesmas atau rumah sakit dan masyarakat turut kita undang dengan harapan bisa hadir dalam kegiatan itu,” ungkap Mahdiniansyah.
Mahdiniansyah menjelaskan, gerakan Jumantik yang akan disosialisasilan, memiliki peran untuk mendorong sekaligus menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat Seruyan pentingnya menerapkan pola 3M (mengubur, menguras, menutup) barang atau benda yang berpotensi mengandung genangan air seperti hujan.
“Melalui pelaksanaan gerakan ini nanti di lapangan, tingkat kejadian serangan DBD di Seruyan dapat mengalami penurunan atau berkurang dibanding tahun sebelumnya. dimana kita akan libatkan keikutsertaan masyarakat umum yang peduli terhadap ancaman penyakit demam berdarah itu,” tandasnya mengakhiri (Fathul Ridhoni )