Sementara itu, Kepala Suku Pegunungan Tengah, Simon Kossay, mengharapkan terciptanya kondisi yang damai di Kabupaten Keerom dengan mengadakan Deklarasi Damai bersama Suku Pegunungan Tengah.
“Saya meminta Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama agar tidak terpancing dengan isu-isu yang beredar yang dapat menguntungkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang ingin memecah-belah seluruh masyarakat tanah Papua ini,” terangnya.
Simon Kossay menjelaskan, deklarasi ini bertujuan menyatukan seluruh masyarakat Keerom untuk bisa menjaga keamanan yang sudah terjaga selama ini.
“Ke depannya kami seluruh warga Pegunungan Tengah siap untuk ikut menjaga keamanan di Keerom yang kita cintai ini,” tandasnya.
Adapun Kapolres Keerom, AKBP Muji, yang turut dalam deklarasi ini mengapresiasi dan berterima kasih kepada Ketua Kerukunan Pegunungan Tengah yang sudah melaksanakan deklarasi damai.
“Jangan mudah terprovokasi bila ada isu-isu untuk melakukan demo di Kota Jayapura. Mari kita jaga dan buktikan bahwa Keerom sudah aman dan tenteram,” tuturnya.
Dalam deklarasi damai ini, dipimpin Simon Kosay, mewakili komponen masyarakat membacakan poin-poin penting yang isinya:
1. Kami Seluruh Tokoh Mayarakat Pegunungan Tengah Se-Kabupaten Keerom Bergandengan Tangan Untuk Menciptakan Keerom damai, aman dan nyaman.
2. Kami menyerukan Secara luas agar Papua kembali damai dengan saling menghargai harkat dan martabat sesama anak bangsa.
3. Menolak serta tidak terpancing atas isu-isu yang beredar di Media Cetak dan Elektronik.
4. Menolak segala bentuk tindakan anarkis, diskriminasi, marjinalisasi, dan kriminalisasi di Tanah Papua umumnya dan Khususnya Kabupaten Keerom.
5. Kami seluruh tokoh masyarakat Pegunungan Tengah menyampaikan permohonan maaf kepada pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Kota atas pengerusakan fasilitas umum yang telah dirusakan oleh masa demonstrasi pada tanggal 29 Agustus 2019 lalu.