Beberapa waktu sebelumnya juga terjadi penembakan yang menewaskan Ipda Jesayas Nusi dan Brigadir Sinton Kabarek saat bertugas melakukan pengamanan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Seorang Kepala Distrik juga tewas dalam insiden penembakan di Distrik Torere, Kabupaten Puncak Jaya, pada Rabu 27 Juni 2018, setelah proses pemungutan suara.
Insiden penembakan bermula ketika kepala Distrik Torere bersama sembilan anggota kepolisian yang dipimpin Ipda Jesayas Nusi membawa kotak berisi surat suara Pilkada dengan menggunakan perahu motor. Namun di tengah perjalanan, rombongan mereka dihadang dan ditembaki oleh gerombolan orang bersenjata.
Akibat penembakan itu, tiga orang tewas di tempat dan tujuh anggota kepolisian lainnya selamat setelah sebelumnya tiga orang diantaranya dilaporkan hilang. Sepanjang Januari sampai dengan Agustus 2018 ini saja tercatat 18 kali penembakan yang dilakukan oleh KKB di sejumlah wilayah dengan korban enam orang warga sipil meninggal dunia, Sembilan orang luka tembak, anggota TNI tiga orang gugur, sembilan rang luka tembak, anggota Polri lima orang gugur dan dua orang luka tembak.
Aparat Keamanan TNI-Polri selalu meningkatkan kewaspadaan guna menutup ruang gerak KKB, kesulitan terjadi dikala KKB membaur bersama masyrakat serta masih adanya masyarakat berada dalam intimidasi kelompok ini.
Berbagai Isu Hak Asasi Manusia (HAM) di tanah Papua hanya menyisir aparat keamanan dari TNI maupun Polri yang dianggap represif terhadap warga Papua jika jatuh korban jiwa, tetapi tindakan kekejaman yang dilakukan oleh KKB dengan meneror warga sipil Papua maupun menyerang aparat keamanan di papua tidak pernah menjadi agenda yang perlu dijadikan rekomendasi atas pelangaran HAM di Papua.