“Kalau sudah terbentuk Pokja, para Kepsek tinggal memfollow-up masing-masing Pokja, ditanyakan sudah sejauh mana dilaksanakan. Pasti kalau sudah terbentuk Pokja pasti akan berjalan dengan rapih. Misalnya, Pokja Kebersihan harus memeriksa ruangan WC apakah ada ember dan gayungnya,” kata Kasudin menanggapi temuan media ini disalah satu sekolah, dimana WC ada ember tapi tidak ada gayungnya.
Uripasih menambahkan, dengan adanya dibentuk Pokja Lingkungan Bersih dan Sehat, maka peserta didik akan terbangun karakter dengan peduli membuang sampah pada tempatnya, dan kalau dilaksanakan secara terus menerus, maka karakter peserta didik terbangun dengan saling mengingatkan dengan sesama teman bahwa lingkungan sekolah bersih dan sehat sangat penting.
Sementara itu, Kasudin Pendidikan Wilayah 1, Pemkot Adm Jakbar, Agus Ramdhani melalui pesan singkatnya mengatakan, bahwa sekolah menjadi ujung tombak mendidik anak-anak menjadi generasi yang mencintai lingkungan sekolah bersih dan sehat.
Kepala Sekolah SMPN 215, Subroto mengatakan, untuk menciptakan lingkungan sekolah bersih dan sehat, pihaknya membuat penjadwalan untuk melakukan kegiatan baik secara terus menerus menyiram bunga, memerhatikan lingkungan sekolah dengan sweeping terhadap sampah-sampah terutama saat peserta didik istirahat, seraya mengingatkan peserta didik bagaimana menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.
“Agar dilihat oleh peserta didik, kita harus memberikan contoh untuk dilihat peserta didik memungut sampah atau botol minuman yang ada di selokan air, dengan demikian anak-anak akan melihat kita,” kata Subroto.
Subroto juga mengimbau peserta didik untuk tidak membawa botol minum yang terbuat dari plastik dari rumah, dan membawa makanan ke ruangan kelas, serta membuang sampah pada tempatnya. Seperti yang pernah disampaikan mantan pejabat Sudindik yakni slogan LISA yakni Lihat Sampah Ambil.