TTU, LINTAS10.COM – Memasuki purna tugas, tidak hanya pengamanan wilayah perbatasan, Satgas Yonmek 741/GN juga dapat menuntaskan seluruh target 12 unit rumah, setelah berhasil membedah rumah pekerja serabutan Paulina Orde, janda dengan enam orang anak, yang sebelumnya hampir roboh.
Hal tersebut disampaikan Dansatgas Yonif 741/GN, Mayor Inf Hendra Saputra, S.Sos., M.M, M.I.Pol dalam rilis tertulisnya kepada awak media di Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), NTT. Minggu (1/9/2019).
Dijelaskan Dansatgas, peresmian rumah ke-12 tersebut, merupakan target akhir yang ingin dicapai Satgas sepanjang penugasan di perbatasan RI-RDTL.
“Alhamdulillah, akhirnya rumah ke-12 yang juga merupakan penutup dari program bedah rumah Satgas, dapat terselesaikan tepat pada waktunya,” ujarnya.
“Rumah terakhir milik Paulina Orde (46) warga Oepoli yang peresmiannya dilakukan oleh Dankipur II Kapten Inf Miswanto,” terangnya.
Diterangkan Hendra, ke-12 target bedah rumah yang dibangun Satgas, diprioritaskan kepada rumah-rumah yang tidak layak huni, warga kurang mampu serta para janda tua yang hidup serba kekurangan.
“Seperti halnya Paulina Orde, ibu yang berstatus janda dan memiliki enam orang anak. Ia harus rela tinggal menumpang di saudaranya, karena rumah miliknya akan roboh,” ujarnya.
“Sementara itu, dengan penghasilannya sebagai buruh serabutan yang membantu tetangganya untuk membungkus gula dan sirih pinang, tentu tidaklah cukup untuk memperbaiki rumahnya sendiri,” terangnya.
Atas dasar itu, kata Hendra, dari laporan Ketua RT setempat, yang menceritakan tentang adanya satu keluarga yang tinggal dirumah ukuran 4×5 meter, dengan tujuh orang didalamnya hidup bersama membuat Danpos Oepoli merasa prihatin.
“Setelah kita cek informasi tersebut, ternyata bukan hanya rumah yang sangat sempit, namun juga tiang-tiang penyangga rumahnya pun sudah banyak yang lapuk, hampir roboh, dan tidak layak lagi untuk dihuni,” jelasnya.