Dia menekankan, seorang Capaja harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Capaja harus bersiap dengan situasi dinamis, jangan hanya cukup dapat ilmu di Akademi saja.
Capaja ini, menurut Aan, juga merupakan aset terpenting bagi TNI-Polri, maka dari itu harus menjadi sosok pemimpin yang hebat. Sebab, lanjutnya, tanpa sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni, sehebat apa pun alutsista yang dimiliki tidak akan berdampak besar.
“Kalau kalian pemimpin yang tidak hebat, sebaik apa pun pasukan nanti, pasti akan rusak dan menjadi biasa saja,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, yang terpenting adalah apabila telah menjadi sosok hebat nanti, jangan kufur tetapi harus terus bersyukur kepada Tuhan, Allah SWT.
“Kedua, ingat orangtua dan sosok yang berjasa dalam hidup. Yang terakhir yang tak kalah penting adalah perwira tidak boleh berkhianat terhadap institusi dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tegasnya.
“Jika kalian nanti sudah dilantik, saya enggak mau nanti kalian jadi pengkhianat. Jangan sekali-kali kalian mengkhianati sumpah kalian. Pegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Wajib TNI, Tri Brata, Catur Prasetya,” tandasnya.
Sementara itu, Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto berpesan, seorang perwira harus dapat berinovasi dan menciptakan hal-hal yang baru. Dengan begitu, perwira tidak ketinggalan perkembangan zaman.
“Capaja harus kaya akan ide dan harus mampu untuk berimprovisasi. Harus jeli melihat celah dan melakukan inovasi,” kata Arief.
Editor: ES265