“Jangan mau dianggap kecil sama orang. We have our own and you have your own. Kamu punya peraturan dan kita punya peraturan. Harus hargai itu,” tambah Menko Luhut.
Mengenai kebijakan diplomasi maritim, Menko Luhut amat menyayangkan atas kurang aktifnya penetapan Warga Negara Indonesia (WNI) di organisasi internasional. Namun, ia juga mengapresiasi POLRI dalam keaktifan para perwira di berbagai organisasi internasional.
“Saya minta TNI khususnya Angkatan Laut (AL), seperti di International Maritime Organization (IMO), pejabatnya juga harus ada disana. Masa kita kepulauan terbesar namun tidak ada pejabatnya disana, kita harus masuk. Kita mulai dobrak,” tegas Menko Luhut.
Nostalgia Menko Luhut
Dalam kegiatan Rapim TNI/POLRI ini, turut hadir pula Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan serta para perwira TNI-POLRI lainnya.
Menko Luhut mengungkapkan rasa bangganya dan juga bahagia dapat bertemu kembali dengan junior yang juga sekaligus para perwira terbaik di TNI/POLRI. Sebagai seorang senior, Ia berpesan kepada para perwira agar tetap menjadi dirinya sendiri.
“Jangan pernah lari ke kiri ataupun ke kanan. Lari saja ke sumpahmu sebagai seorang prajurit dan seorang POLRI, pegang kesetiaanmu dan jangan pernah kau khianati,” tegas Menko Luhut.
Bagi seorang prajurit, Menko Luhut menjelaskan bahwa ada tiga kunci keteladanan yang harus dipenuhi yaitu tanggap, tanggon, dan trengginas.
Tanggap berarti cerdas. Tanggon berarti mental dan karakter kuat. Dan poin yang terakhir yaitu trengginas yang berarti kesehatan, yaitu sehat lahir dan batin.
Trust is very important, pegang kekompakan kalian TNI dan POLRI. Ayo kita bekerja dengan baik” tutup Menko Luhut menjelaskan bahwa selain 3 hal di atas, kunci sukses karir adalah adanya kepercayaan dari atasan, anak buah, rekan, atau pihak lainnya dalam pekerjaan.