Dikatakan Adhi, selain membuang sampah, terdapat beberapa pengunjung yang memberikan makanan kepada satwa, padahal secara jelas pihaknya telah melarang para pengunjung untuk memberikan makanan apapun kepada satwa.
“Padahal telah diingatkan melalui papan larangan/peringatan, untuk tidak memberikan makanan apapun kepada satwa sekitar area kolam renang. Mungkin pengunjung, khususnya anak-anak merasakan seperti di Taman Safari yang bisa memberikan makanan,” ujarnya sambil tersenyum.
Ditegaskannya, pernyataan atau klarifikasi yang disampaikannya bukanlah pembelaan atau pembenaran atas situasi yang terjadi, melainkan untuk memberikan gambaran tentang situasi yang ada.
“Karena terkadang di dalam foto bahkan video yang viral di Medsos tidak bisa memberikan informasi yang cukup. Namun bagaimanapun, kita tetap memberikan apresiasi atas kepedulian dari masyarakat yang disampaikan melalui Medsos,” terang Adhi.
“Setidaknya, dengan viral di Medsos ini, juga menyampaikan kepada publik bahwa kita (Kostrad) memiliki tekad dan komitmen untuk turut melestarikan satwa yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia, yang saat ini mulai punah,” imbuhnya.
Adhi pun menjelaskan, bahwa keberadaan _Mini Zoo_ tersebut pada awalnya merupakan sarana edukasi bagi putra-putri TNI AD yang berlokasi di sekitar Cilodong agar kelak memiliki kepedulian terhadap kelesatrian alam dan satwa.
“Di sekitar asrama banyak sekolah yang berada dibawah Yayasan Kartika, sehingga untuk mengenali apa itu binatang tertentu yang dipelajari di sekolah, maka mereka tidak usah jauh-jauh ke Kebun Binatang Ragunan maupun Taman Safari, termasuk sebagai objek hiburan ketika hari libur,” jelas lulusan Akmil tahun 1997 itu.
“Ini sekaligus untuk mengantisipasi para prajurit Kostrad yang sewaktu-waktu digerakkan sebagai Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC). Sebagai PPRC, kita stand by 1 x 24 jam, sementara itu keluarga, khususnya anak-anak membutuhkan hiburan. Jadi itu nilai penting _Mini Zoo_ bagi kita, di awalnya,” tandas Adhi Giri.