“Kami berjalan menemukan patok pertama dari permukiman warga membutuhkan waktu 4 hari. Itu kami namakan blank post area, di mana area itu kosong dan tidak pernah terpatroli. Ini karena beratnya medan, dan cuaca yang sangat ekstrem dengan cuaca di malam hari minus 10 derajat celsius, kemudian sinar matahari yang tidak tembus ke bawah dan tidak ada jaringan satelit. Itu juga yang menjadi tantangan saat mencarinya,” ulasnya lebih jauh.
Selama proses pencarian patok tersebut, pihaknya sempat mengalami lost contact selama 9 hari dari prajurit yang berpatroli. Sehingga hal tersebut menimbulkan kekhawatiran. Meski demikian, ia meyakini jika prajuritnya dapat bertahan hidup berbekal latihan dan pengalaman yang dimiliki. Walau begitu, ia bersykur beberapa prajuritnya bisa kembali dengan selamat. Dengan kondisi tersebut berharap semoga hal ini dapat dijadikan pelajaran, agar nantinya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan pada prajurit yang bertugas selanjutnya.
“Prajurit kami yang melaksanakan patroli sempat kehilangan kontak selama 9 hari. Padahal kami sudah membekali telepon satelit. Namun karena cuaca sangat ekstrem sehingga membuat komunikasi terputus. Itu memang juga hutan sangat lebat dan jarang dijangkau manusia. Kami pasti khawatir namun dengan doa dan keterampilan serta fisik prajurit yang telah dilatih sebelum bertugas. Membuat kami yakin mereka dapat bertahan hidup. Hingga hari ke-9 mereka menemukan area terbuka dan akhirnya berhasil melaporkan titik kordinatnya,” pungkasnya
Sumber: Penrem 091/ASN
Editor: Benz