Dikatakan Pasma, penurunan hot spot dan karhutla itu tidak lepas dari peran serta masyarakat yang berperan dalam mengelola dan menjaga situasi sehingga mengurangi karhutla. Ditambah dengan pembentukan atau kesiap siagaan karhutla dengan membuat sebanyak 145 posko siaga karhutla oleh tim gabungan yang terus masif dalam sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat.
“Menurun itu, salah satunya juga adanya inivasi dengan membuat aplikasi pemantauan yang dibuat Polda Kalteng ‘hanyaken musuh’, sehingga berbagai laporan cepat dan sigap dilakukan sebelum terjadi karhutla. serta mendirikan 145 posko siaga karhutla oleh tim gabungan, dilengkapi dengan peralatan pemadaman, didukung instansi terkait di 145 titik, yang terus aktif melakukan edukasi dan sosialisasi mengenai karhutla,” jelas Pasma.
Direskrimsus itu juga mengatakan Selain upaya pemadaman, hingga pengecekan kemudian edukasi kepada masyarakat mengenai dampak lingkunganya, Polda Kalteng bersama TNI dan element masyarakat lainya terus berupaya menyambangi warga dan himbauan ke media sosial agar tidak melakukan pembakaran lahan atau mengenai anjuran pencegahan pembakaran lahan.
“Peran posko siaga karhutla di semua jajaran dalam penanggulangan karhutla sangat luar biasa, ditambah dari elemen masyarakat yang turut membantu dalam sosialisasi dan edukasi. Berbagai Sosialiasi, pencegahan, pemadaman terus dilakukan. Dengan pencegahan, pemadaman berdampak kepada turunya hot spot dan larhutla. Hal ini terus digiatkan dan ditingkatkan untuk memberikan rasa nyaman di wilayah Kalteng, dari potensi karhutla,” jelas Pasma.
Diketahui Kalteng juga telah menetapkan sebanyak 10 daerah dengan status siaga darurat bencana karhutla selama 90 mulai Juli sampai September 2020,
dan Pemprov Kalteng mengeluarkan persa tentang pengendalian kebakaran lahan sejak 4 Agustus 2020.