“Saya senang sekali Pak Syamsuar dapat gelar tersebut. Kita sebagai rakyat Siak tentu banggalah, melihat pemimpin kita itu dihargai dan dihormati dari pihak keraton. Secara politis, Pak Syam ini adalah mantan rival saya. Tapi, sosok beliau bagus dalam memimpin Siak, makanya saya dukung,” ungkapnya.
Menurutnya, sosok Pak Syamsuar ini, adalah pemimpin dan pengayom antar suku, golongan dan agama, dan ia selalu mendengarkan keluhan-keluhan dari masyarakat dan tanggap terhadap keluhan tersebut.
Ngatmin pun, selaku Ketua Ikatan Puja Kesuma Kab. Siak, merasa bangga karena Bupati Syamsuar bisa dapat gelar tersebut. Ia mengharapkan Bupati bisa mengajak warga keturunan Jawa di Siak agar lebih rukun dan lebih bermartabat. Selain itu, bisa mempererat hubungan antar suku bangsa yang ada di Siak.
Tingalan Dalem Jumenengan ke-13
Keesokan harinya, Bupati Siak Syamsuar, Sabtu (22/4) pagi, dengan pakaian kebesaran Datuk Setia Amanah, menghadiri upacara adat ulang tahun naik tahta atau Tingalan Dalem Jumenengan ke-13, Raja Pakoe Boewono XIII di dalam keraton Solo.
Tampak hadir Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono dan Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.
Tingalan Dalem Jumenengan Pakubuwono (PB) XIII menjadi momen penting bagi raja Keraton Kasunanan Surakarta.
Oleh karena itu PB XIII mengundang Raja, Sultan, Datuk, Penelingsir dan Pemangku Adat se Nusantara, maupun raja dan sultan dari negara tetangga, serta para penerima gelar kehormatan lainnya.
Upacara adat itu ditandai dengan penampilan Tari Bedhaya Ketawang, hanya boleh ditampilkan dalam acara jumenengan saja, yang diiringi oleh gamelan Kyai Kaduk Manisrenggo.(Adv/hms)