Lebih lanjut dikatakannya, _Army Flight_ heli terbagi menjadi empat elemen, dimana pengelompokkannya dimulai saat berada daerah persiapan, sesuai waktu yang telah ditentukan, maka heli harus melintas melintasi podium tempat acara, tepat pada jam yang telah ditentukan.
“Sehingga dari awal kita sudah memastikan, dari beberapa latihan yang dilakukan, kapan harus _start engine_, berapa lama yang dibutuhkan saat _take off_ di _runaway_, kemudian melewati rute, sampai _landing_ dengan formasi lagi,” tambahnya.
“Saat _take off_ heli sudah membentuk formasi _stragle trail_, saat di udara tiap-tiap elemen telah memiliki paruh masing-masing, dimana elemen satu membentuk formasi “V”, elemen dua membentuk _stragle trail right_, elemen ketiga dengan formasi “V”, dan terakhir elemen 4 membentuk _diamond_ (formasi anak panah),” lanjutnya.
Menurutnya, bagi para penerbang TNI AD, _event_ tersebut memiliki peran yang sangat penting, sebagai wahana latihan kerjasama di udara khususnya dalam membentuk formasi di udara.
“Terbang formasi memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, dan juga terbang bersama seluruh jenis heli, pastinya akan menjadi suatu kesempatan yang langka, sekaligus kebanggan setiap penerbang,” ucapnya.
“Pada kegiatan ini, tentunya masyarakat juga dapat menyaksikan secara langsung seluruh tipe helikopter yang dimiliki Puspenerbad, dan juga masyarakat dapat melihat tingkat profesionalitas para penerbang TNI AD, dimana dengan kemampuan yang dimilikinya, mereka mampu terbang dengan 22 heli dalam formasi yang rapi,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu pilot Apache Guardian Letkol Cpn Gatot mengatakan, penampilan yang ditunjukkan oleh para pilot Puspenerbad saat demonstrasi di udara juga merupakan salah satu kampanye profil TNI AD.