Oleh karena itu, lanjutnya, dalam penyampaian aspirasi harus tau tempat, dan tau waktu, namun yang terpenting jangan sampai anarkis, kerena jika sudah anarkis maka akan dengan mudah ditunggangi oleh kepentingan tertentu. “Jika itu semua sudah terjadi, maka kita semua juga yang akan rugi,” katanya.
Danramil juga mengungkapkan, bahwa saat ini terlihat sudah anak-anak yang masih duduk dibangku sekolah sudah ikut-ikutan berunjuk rasa, bahkan cendrung terlihat mereka berbuat yang tidak pantas dan sudah pasti mereka ada yang mengajak.
“Kondisi pikiran mereka saat ini masih sangat labil, sehingga dapat dengan sangat mudah dipengaruhi, alhasil akhirnya mereka jadi ikut-ikutan berunjuk rasa tanpa mereka mengetahui maksud dan tujuan dari penyampaian aspirasi tersebut,” katanya.
Diakhir penyampaiannya, Danramil berpesan, agar para orang tua dan pihak sekolah senantiasa mengawasi anak-anaknya, di sekolah para tenaga pendidik agar melaksanakan program extra kurikuler dan kegiatan tambahan salah satunya pembinaan mental di bidang kedisiplinan dan agama. “Jalin komunikasi yang baik dengan orang tua dan murid muridnya, beri mereka peringatan jika mereka berbuat kesalahan dan beri penghargaan serta apresiasi, jika mereka berprestasi,” tandasnya.
Kepada para orang tua, lanjutnya, agar laksanakan pengawasan melekat terutama pada sarana komunikasi yang mereka gunakan, peka terhadap perubahan sikap dari si anak, tanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab kepada si anak sedari sedini mungkin serta jalin komunikasi kepada mereka, agar mereka merasa di perhatikan.
Kita tidak ingin mereka di pengaruhi untuk berbuat yang tidak baik, saya minta jika ada oknum-oknum tertentu yang datang ke sekolah dengan tujuan mengajak peserta didik untuk ikut berunjuk rasa, agar segera laporkan kepada pihak keamanan terkait, peserta didik saat ini harus fokus dalam menimba ilmunya di sekolah. “Sayangi mereka, cintai mereka dan tuntun mereka, agar mereka bisa meraih masa depannya,” tutup Danramil.
